SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Untuk kali pertama, para siswa SMA di Banten bakal diajarkan pelajaran eksakta dengan menyenangkan.
Selama ini, pelajaran eksakta dinilai membosankan oleh para siswa, sehingga tak banyak lulusan SMA di Banten yang diterima di perguruan tinggi negeri eksakta.
Untuk itu, Pemprov Banten melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) bekerja sama dengan Yayasan Teknologi Indonesia Jaya menyelenggarakan metode belajar Gasing (Gampang Asik dan Menyenangkan).
Kerja sama ini pun diluncurkan hari ini, 15 Desember 2023, di SMAN 6 Kota Serang.
Kepala Dindikbud Provinsi Banten, Tabrani, mengatakan, ada beberapa penyebab eksakta tidak menjadi mata pelajaran yang diminati siswa. Salah satunya karena metode pembelajaran yang sulit dipahami.
Melihat kondisi itu, Tabrani mengatakan, atas arahan Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, maka pihaknya bekerja sama dengan Yayasan Teknologi Indonesia Jaya untuk melatih para guru dan siswa di Banten belajar eksakta dengan menyenangkan, yakni dengan metode Gasing yanv ditemukan oleh profesor di Bidang Matematika dan Fisika, yakni Prof Yohanes Surya.
Tabrani mengatakan, metode Gasing di SMA diterapkan agar para siswa tidak lagi menganggap mata pelajaran eksakta sulit dan membosankan.
“Metode Gasing diterapkan agar mata pelajaran eksakta terutama Fisika lebih disukai para siswa di Banten, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Yayasan teknologi indonesia Jaya untuk melakukan pelatihan metode gasing yang ditemukan Prof Surya,” kata Tabrani saat Launching Metode Gasing untuk SMA se-Banten di SMAN 6 Kota Serang, Jumat, 15 Desember 2023.
Diungkapkan Tabrani, pelajaran eksakta seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi dianggap oleh siswa-siswi SMA merupakan mata pelajaran yang susah dipahami.
Beberapa faktor penyebab para siswa tak menyukai ilmu eksakta yang selalu dianggap sulit dan menghadirkan guru yang galak dan suasana tegang di kelas.
“Penyebabnya banyak faktor, salahnya faktor metode pelajaran yang kurang variatif atau monoton,” ujarnya.
Berdasarkan data tahun 2022 dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), belum banyak lulusan SMA yang masuk atau melanjutkan pendidikannya di fakultas ilmu eksakta.
“Ada 600 SMA di Banten, terdiri dari 161 SMA negeri dan lebih dari 410 SMA swasta, lulusannya belum banyak siswa Banten diterima di perguruan tinggi di fakultas eksakta,” ujarnya.
Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, mengatakan, metode pembelajaran Gasing mempermudah dan menumbuhkan minat siswa terhadap mata pelajaran matematika atau fisika.
“Numerasi siswa dapat meningkat agar mampu menyelesaikan problem kedepan yang awalnya rumit menjadi sederhana,” terangnya.
Sehingga, Al berharap, lulusan SMA menjadi generasi muda unggul dan bersaing untuk menyambut Indonesia Emas 2045.
“Metode ini paling penting dan mendasar bagi siswa penggunaan logika dan keterampilan,” ujarnya.
Pendiri Yayasan Teknologi Indonesia Jaya, Prof Yohanes Surya, menyebut, Provinsi Banten menjadi daerah pertama yang menerapkan metode Gasing di jenjang pendidikan SMA.
Dikatakan Yohanes, penerapan metode Gasing tidak hanya dimaksudkan untuk membuat anak pintar berhitung saja.
“Tapi yang paling penting adalah mengembangkan cara berpikirnya yang lebih mengedepankan logika, meningkatkan kecerdasan visual, serta mengubah karakternya,” tutur Yohanes. (*)
Reporter: Rostinah
Editor: Agus Priwandono