SERANG,RADRABANTEN.CO.ID-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang mendapatkan laporan terkait adanya penularan penyakit Pertusis atau Batuk Rejan di Kabupaten Serang.
Penyakit tersebut sering kali menyerang bayi dan balita dan dapat berakibat fatal bagi penderitanya.
Biasanya, mereka yang terserang penyakit Batuk Rejan akan menunjukkan beberapa gejala seperti demam tinggi, batuk terus menerus, hingga menyebabkan bayi tak bisa minum asi atau bahkan sampai kesulitan bernafas.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan sebanyak 12 kasus pertusis di Kabupaten Serang. Dari total kasus tersebut, 6 diantaranya ada di Kecamatan Bojonegara.
“Karena kan Bojonegara ini perbatasan dengan Cilegon, di Cilegon ditemukan banyak kasus Pertusis-nya, jadi terjadi penularan dari Kota Cilegon,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu 17 Maret 2024.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui jika mereka yang terkena penyakit Pertusis ini belum melakukan imunisasi dasar lengkap.
“Kasus pertusis ini ada dua kasus dia baru umur sebulan, belum jadwal imunisasi dia sudah kena. Ini mencerminkan Pertusis ini tingkat penularannya cukup tinggi, ke dua memang kekebalan kelompoknya belum terbentuk,” jelasnya.
Ia mengatakan, ada sejumlah gejala yang muncul ketika seseorang terkena penyakit Pertusis mulai dari demam hingga batuk terus menerus.
“Bahkan ga bisa makan karena batuk terus-terusan sampai ga bisa nafas. Ini yang sangat kita khawatirkan karena dahaknya banyak dan merangsang batuk terus-terusan kemudian bisa menutup jalan nafas,” tegasnya.
Ia mengungkapkan salah satu upaya yang paling tempat untuk mengantisipasi penularan penyakit Pertusis ialah dengan melakukan imunisasi dasar lengkap lantaran mampu memberikan kekebalan secara spesifik terhadap kuman penyebab penyakit.
“Imunisasi ini sangat penting karena untuk mencegah penyakit yang dapat mengakibatkan kematian ataupun kecacatan seperti Polio. Ini upaya preventif supaya bayi balita terlindungi dari penyakit berbahaya dan mematikan,” jelasnya.
Ia mengatakan, saat ini ada sebanyak 14 jenis antigen yang dapat diberikan dari mulai usia bayi hingga dewasa untuk mengantisipasi penularan penyakit berbahaya dan mematikan.
“Mayoritas diberikan saat bayi hingga Baduta. Saat ini untuk mencapai imunisasi dasar lengkap ada sampai Baduta karena ada antigen baru. Lalu ada juga imunisasi yang diberikan kepada wanita yang sedang masa subur,” jelasnya.
Lebih lanjut ia meminta agar masyarakat tidak lagi menolak adanya imunisasi lantaran pentingnya manfaat imunisasi untuk anak-anak. Selain itu, ia memastikan antigen yang digunakan sidah tersertifikasi halal dan diproduksi di dalam negeri.
“Imunisasi ini adalah hak anak, hak untuk sehat, hak untuk mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya. Jangan sampai program pemerintah yang dimaksudkan untuk memberikan kekebalan, perlindungan pada anak ini ditolak oleh masyarakat,” pungkasnya. (*)
Reporter: Ahmad Rizal Ramdhani
Editor: Agung S Pambudi