SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten saat ini tengah merancang konsep Banten Health Tourism atau wisata medis. Konsep ini akan membuat Banten menjadi daerah rujukan pengobatan medis dari berbagai daerah.
Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar mengatakan, implementasi wisata medis itu dimulai dengan pertemuan pihaknya dengan para dokter di Banten. Sebagai prosesnya, pihaknya tengah merancang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pendidikan, teknologi dan kesehatan (Edutek Medika) bertaraf internasional.
“Dengan begitu kita akan konsen di bidang kesehatan berbasis teknologi tinggi. Jadi kita memiliki fasilitas yang maksimal dengan harapan nanti bila ada hal-hal yang diperlukan dalam rangka penyelesaian masalah-masalah kesehatan bagi masyarakat, tidak lagi di negara tetangga kita tetapi kita sudah bisa sendiri di Indonesia khususnya di Banten,” kata Al Muktabar kepada Radar Banten, Rabu, 24 Juli 2024.
KEK Edutek Medika ini tentunya akan didukung oleh sarana penunjang seperti Bandara Internasional dan lain-lainnya. Sejauh ini terdapat isu kesehatan di Banten mulai dari penanganan stunting, TBC hingga penyakit jantung.
Menurut rilis Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, kasus stunting di Provinsi Banten secara keseluruhan di 8 Kabupaten/Kota mengalami kenaikan sebesar 24% dari yang sebelumnya 21%.
Selain itu, penyakit jantung juga harus turut jadi perhatian dan diwaspadai. Kondisi kesehatan jantung masyarakat di Banten, khususnya di Serang dan Cilegon, menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner.
Faktor utama yang berkontribusi adalah gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan pola makan tidak seimbang. Data menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia mencapai 1,5%, dengan prevalensi lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan pedesaan.
Disingung soal kurangnya, fasilitas kesehatan (Faskes) yang memadai di Banten, terutama Serang, Cilegon, dan sekitarnya, menyebabkan kesulitan akses layanan kesehatan, antrianpanjang, keterbatasan layanan, dan meningkatnya angka kematian dan kesakitan, Al Muktabar menyebut tentang pentingnya kolaborasi pentahelix.
Kolaborasi itu antara Pemerintah Daerah dengan pihak swasta. Menurutnya, hadirnya pihak swasta makin melengkapi pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik itu berupa klinik, maupun rumah sakit.
“Kita terus mendorong peningkatan layanan bagi masyarakat pada kapasitas tertentu yang kita fasilitasi BPJS-nya. Begitu juga dengan swasta, ada banyak juga tumbuh kembang layanan kesehatan baik itu berbasis klinik berbasis rumah sakit, nah ini juga kita sangat pentingkan partisipasi dari semua pihak melalui kolaborasi pentahelix,” ungkapnya.
Al mengaku akan mendukung setiap upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya bagi pihak swasta dengan memberikan kenyamanan berinvestasi di Banten. (*)
Editor: Agus Priwandono