SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Pemerintah Desa Bugel, Kecamatan Padarincang, menonjolkan potensi-potensi pertanian di desanya dalam penilaian Lomba Kampung Bersih dan Aman (LKBA) Kabupaten Serang 2024.
Itu sengaja dilakukan lantaran mayoritas warga Desa Bugel, khususnya di lingkungan RW 04, Kampung Lebak Sawo, dan Kampung Bungur berprofesi sebagai petani.
Banyak tanaman yang ditanam oleh warga, baik tanaman hias, Tanaman Obat Keluarga (Toga), ataupun sayuran.
Ada juga beragam hasil pertanian yang ditampilkan.
Pj Kepala Desa Bugel, Hendri Hermawan, mengatakan bahwa di LKBA tahun ini, pihaknya mengusung tema Kampung Petani. Itu sengaja ditonjolkan karena mayoritas masyarakat di Desa Bugel berprofesi sebagai petani.
“Karena ini memang kampungnya para petani. Yang kita tampilkan ini potensi yang ada di sini, taman bermain yang menggunakan bahan-bahan dari bambu, lalu banyak tanaman yang ditanam,” katanya, Rabu, 14 Agustus 2024.
Ia mengaku, untuk menyiapkan LKBA 2024 tidak membutuhkan waktu lama. Pasalnya, konsep yang dibawa memang sesuai dengan kondisi masyarakat di Desa Bugel.
“Persiapan sekitar satu bulan. Untuk konsepnya kita serahkan kepada masyarakat. Karena mereka yang mengusulkan sendiri untuk jadi peserta LKBA,” tegasnya.
Selai penataan lingkungan, pihaknya juga merasa bersyukur karena kekompakan masyarakat di dua kampung tersebut masih sangat terjaga. Bahkan sambutan yang diberikan sangat meriah.
“Sejak satu bulan lalu ya beginilah keadaannya, masyarakat sangat kompak. Kami berharap agar semuanya ini dan dipelihara. Kami ingin penataan terus ditingkatkan,” pungkasnya.
Salah satu juri, Adie Ulumudin, mengatakan, penataan lingkungan yang sudah dilakukan sudah sangat baik. Selain itu, warga di desa tersebut juga sangat kompak untuk menjaga kebersihan dan keamanan lingkungannya.
“Kami berharap ini terus di tingkatkan, untuk membangun dan menciptakan lingkungan yang bersih dan aman,” tegasnya.
Adie mengatakan, ada sejumlah inovasi yang dibuat oleh warga, baik pojok baca maupun taman bermain anak yang dibuat dari bambu. (*)
Editor: Agus Priwandono