TANGSEL, RADARBANTEN.CO.ID – Pemutusan Tenaga Kerja (PHK) massal masih melanda Kota Tangsel. Tahun ini, jumlah pekerja yang di-PHK terus bertambah dibanding tahun sebelumnya.
Merujuk data Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Tangsel, memasuki awal Agustus 2024, terdapat 1.695 pekerja telah di-PHK oleh 39 perusahaan. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2023, sebanyak 1.603 pekerja di-PHK oleh 48 perusahaan.
Beberapa jenis pekerjaan outsourcing, di antaranya, cleaning service, petugas call center, petugas keamanan, transportasi, katering makanan, pemborongan pertambangan, kurir atau pengemudi, serta petugas manajemen fasilitas.
Kepala Bidang Hubungan Industri pada Disnaker Tangsel, Endang mengatakan, dari 1.695 pekerja yang di-PHK, sekitar 20 persennya disumbang dari sektor pekerja outsourcing.
Menurut Endang, pekerja outsourcing di Tangsel paling banyak di-PHK ketimbang pekerja yang bekerja pada industri ritel, padat karya, dan lainnnya.
“Pekerja outsourcing yang di-PHK jumlahnya paling tinggi jika dibandingkan jumlah pekerja pada sektor industri lainnya,” ungkap Endang ditemui di kantornya, Rabu, 4 September 2024.
Endang mengatakan, perusahaan outsourcing di Tangsel yang paling banyak mem-PHK pekerjanya adalah PT ISS Indonesia.
Sejak Januari hingga Agustus 2024, PT ISS Indonesia telah mem-PHK 204 pekerjanya di wilayah Tangsel.
Sementara, pekerja di luar Tangsel berjumlah 1.162 orang.
“Jadi, PT ISS Indonesia ini menyalurkan para pekerjanya tak hanya di Tangsel, tapi juga ke wilayah Jabodetabek. Jadi sejak Januari hingga Agustus 2024, PT ISS Indonesia telah mem-PHK 204 pekerja di wilayah Tangsel. Sementara pekerja yang di-PHK di luar Tangsel berjumlah 1.162 orang,” ujar Endang.
Endang mengatakan, selain pekerja outsourcing, pekerja pada industri kosmetik juga cukup banyak terkena imbas PHK.
PT Monoca Hijau Lestari yang berdomisili di Tangsel pada Juli 2024 men-PHK 98 pekerjanya.
Kemudian, PT NTT Data Business yang bergerak di bidang teknologi informasi pada Februari 2024 sudah mem-PHK 43 pekerjanya.
“Ketiga industri ini yang paling banyak mem-PHK pekerjanya,” ujar Endang.
Menurut Endang, PHK besar-besaran pernah terjadi pada tahun 2022, dimana PT Pratama Abadi mem-PHK 1.375 pekerjanya. Sedangkan, tahun 2023 ,mem-PHK 1.578 pekerjanya.
PT ISS Indonesia pada tahun 2022 juga mem-PHK 143 pekerja, dan pada tahun 2023 mem-PHK 666 pekerjanya.
PT Tranretail pada tahun 2022 telah mem-PHK 75 pekerja dan pada tahun 3023 telah mem-PHK 95 pekerjanya.
Sementara itu, PT Monica Hijau dan PT Petrotec oada tahun 2022 tidak mem-PHK karyawannya. Akan tetapi, tahun 2023, ada 147 dan 122 pekerja di-PHK.
Endang mengatakan, Disnaker Kota Tangsel telah berupaya untuk dapat menyalurkan kembali para pekerja yang terkena PHK dengan memberi informasi melaluo website resmi dan juga melaksanakan program pelatihan selama pekerja belum mendapat pekerjaan.
Selain itu, sambungnya, para pekerja yang di-PHK juga dapat mengajukan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) ke BPJS Ketenagakerjaan.
“Nanti selama tiga bulan, pekerja yang mengajukan JKP akan mendapat uang dari BPJS Ketenagakerjaan, lalu mendapat pelatihan selama menganggur. Untuk enam bulan,” jelasnya.
Editor: Agus Priwandono