SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Wismar Sawirudin alias Ony (65) mantan pejabat pada Kantor Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kabupaten Serang yang ditangkap petugas Ditreskrimum Polda Banten diduga telah memperjualbelikan tanah seluas 10 hektare lebih.
Tanah yang berlokasi di Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang kini sudah berubah sertipikat hak milik (SHM) atas nama orang lain. “Sudah berubah sertipikat atas nama orang lain,” ujar Direktur Reskrimum Polda Banten, AKBP Dian Setyawan, Rabu 11 September 2024.
Dian mengatakan, tanah tersebut terbit lima SHM dengan nomor berbeda. SHM Nomor 9 misalnya, tanah tersebut tercatat pemiliknya dengan inisial MM. Kemudian, Nomor 124 dengan pemilik H. TBCS, Nomor 91 dengan pemilik berinisial RT GMW dan TB GACW.
“Kemudian, SHM Nomor 91 dan Nomor 92 dengan pemilik berinisial RT GMW dan TB GACW,” katanya.
Selain terbit empat SHM, di tanah tersebut juga diterbitkan dokumen berupa SHGB Nomor 614 atas nama PT CWK dan SHP Nomor 13 dengan inisial pemiliknya PB.
“Terdapat SHGB Nomor 614 atas nama PT CWK dan SHP Nomor 13 dengan inisial pemiliknya PB (di lokasi tanah milik korban-red),” kata perwira menengah Polri ini.
Dian menjelaskan, kasus dugaan penggelapan dokumen tanah berupa kikitir yang menjerat pelaku ini berawal pada tahun 2012 lalu. Ketika itu, R. Yuli Yuliah selaku ahli waris dari Siti Nyi R. Mariam mengurus permohonan penerbitan sertipikat tanah melalui kantor ATR/BPN Kabupaten Serang.
“Ada dua bidang tanah yang dimohonkan untuk diterbitkan sertipikatnya. Lokasi tanahnya berada di persil 107 D.II seluas 63.720 meter persegi dan Persil 112 D.II seluas 44.840 meter persegi,” jelasnya.
Dian mengatakan, proses pembuatan sertipikat tanah milik korban tersebut telah rampung pada tahun 2014. Namun, dokumen sertipikat hak milik (SHM) dan dokumen kikitir tidak dikembalikan kepada ahli waris. “Dokumen itu sudah selesai dibuat (sertipikatnya-red) pada tahun 2014 lalu,” ujarnya.
Dian mengungkapkan, pada November 2023 lalu, ahli waris sempat menanyakan dan meminta dokumen kikitir kepada pegawai ATR/BPN Kabupaten Serang. Namun, pihak ATR/BPN Kabupaten Serang menolak memberikannya dengan alasan telah menjadi dokumen negara. “Ahli waris ini kemudian menduga kalau kikitir tanah tersebut telah digelapkan,” katanya.
Korban yang merasa ada yang tidak beres dalam mengurus SHM tersebut kemudian melaporkannya ke Ditreskrimum Polda Banten. Dari laporan tersebut, dilakukan serangkaian proses penyelidikan dan penyidikan. Hasilnya, dokumen tanah milik korban tersebut diduga telah diambil oleh pelaku.
“Pelaku melancarkan aksinya dengan modus berpura-pura meminjam dokumen asli berupa kikitir padjeg boemi Nomor 410 atas nama Siti Nyi. R. Mariam untuk mendapatkan keuntungan pribadi,” ungkapnya.
Akibat perbuatannya tersebut, pelaku ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 372 KUH Pidana tentang Penggelapan. Mantan Kasubsi Penanganan Sengketa, Konflik, dan Perkara Pertanahan ATR/BPN Kabupaten Serang tersebut terancam pidana empat tahun penjara.
“Tersangka WS (Wismar Sawirudin-red) dilakukan penangkapan pada hari Selasa 10 September 2014 sekira pukul 10.00 WIB. Tersangka dijerat dengan Pasal 372 KUH Pidana, ancamannya empat tahun penjara,” tutur mantan Kapolres Indragiri Hilir (Inhil) ini.
Editor: Bayu Mulyana