SERANG,RADARBANTEN.CO.ID- Para petani di Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Serang belum mau melakukan olah tanah pasca mereka melakukan panen. Paslanya, saat ini ada kebijakan buka tutup intake Pamarayan dan belum memasuki musim hujan.
Ketua Gapoktan Ratu Tani, Nurul Ulum mengatakan, meskipun memiliki program Indeks Pertanaman (IP) 400, atau pertanaman empat kali dalam satu tahun, dirinya belum mau langsung melakukan olah tanah.
Pasalnya, saat ini ketersediaan air di irigasi yang sangat minim, dan tidak ada sumber air tanah dangkal dan dalam. Untuk itu, mereka masih menunggu ketersediaan air stabil sehingga proses olah tanam yang ke tiga bisa dilakukan.
“Rencana memang setelah panen kita libur dulu karena memang ketersediaan air yang belum ada. Program IP400 terpaksa tidak bisa dilaksanakan,” katanya, Rabu 11 September 2024.
Ia mengaku, para petani di Lebakwangi sangat berganrung pada air irigasi yang bersumber dari Bendungan Pamarayan. Namun saat ini ada kebijakan buka tutup intake Bendungan Pamarayan sehingga ketersediaan air minim. “Kita sangat bergantung ke Bendungan Pamarayan,” tegasnya.
Ia mengaku, pada panen yang ke dua ini, mayoritas petani di Desa Kebonratu, Kecamatan Lebakwangi mayoritas para petani sudah melaksanakan panen raya. “Kita sudah selesai panen, untuk panen yang ke dua,” katanya
Ia mengaku bersyukur, pada panen kali ini, hasilnya cukup maksimal. Ia mengatakan, di Desa Kebon Ratu ada sebanyak 295 hektare sawah yang digarap oleh enam kelompok tani, hasil panennya cukup maksimal. Bahkan rata-rata per hektare nya mencapai 6,5 hingga 7 ton.
“Ini sudah maksimal. Bahkan di saya di percobaan mencapai 7,5 ton per hektare,” pungkasnya.
Editor: Bayu Mulyana