PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO ID – Menghadapi serangkaian masalah yang datang secara beruntun bisa sangat melelahkan dan menekan. Ketika tantangan terus muncul tanpa henti, perasaan frustrasi dan putus asa kerap kali tak terelakkan. Namun, di tengah situasi sulit ini, menjaga ketenangan dan berfokus pada solusi yang tepat menjadi langkah penting untuk diambil.
Nasihat bijak itu disampaikan Ustaz Hanan Attaki melalui analogi sederhana, namun penuh makna. Memberikan pandangan baru bagi mereka yang tengah dirundung ujian hidup.
Mengutip peribahasa dari seorang ulama, Ustaz Hanan berkata, “Janganlah kalian meminum air ketika sedang panas, tunggulah dia agak sejuk, barulah engkau minum”.
Ia menjelaskan bahwa ungkapan ini memiliki pesan mendalam, terutama dalam menghadapi masalah atau perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain.
Menurutnya, air panas dalam perumpamaan tersebut melambangkan masalah atau situasi yang kurang nyaman.
“Jika kita merespons masalah saat emosi sedang tinggi, itu seperti meminum air panas yang justru melukai bibir dan lidah,” paparnya, dikutip dari ceramah tayangan kanal YouTube @kajianislam628.
Lebih lanjut, Ustaz Hanan menegaskan pentingnya menahan diri sejenak sebelum bereaksi terhadap masalah.
“Artinya, jangan langsung bertindak saat emosi sedang meluap. Berikan waktu sejenak agar hati dan pikiran lebih tenang sebelum membuat keputusan,” katanya.
Ia menambahkan, jeda dalam menghadapi situasi sulit memiliki peran penting. Bahkan, mengambil nafas dalam beberapa detik dapat mengubah cara seseorang menanggapi persoalan.
“Kadang, jeda itu hanya beberapa detik, seperti menarik dan menghembuskan nafas. Namun, dampaknya bisa luar biasa,” jelasnya.
Ustaz Hanan mengingatkan jemaah untuk tidak terburu-buru merespons perlakuan buruk. Menurutnya, jeda sejenak sebelum bereaksi dapat membuat seseorang lebih bijak.
“Jika kita langsung merespons tanpa jeda, hasilnya berbeda dengan saat kita menarik nafas dan berpikir dulu,” ujarnya.
Ia menegaskan, jeda bukan tanda kelemahan, melainkan kekuatan.
“Menahan diri bukan berarti lemah, justru itu tanda kekuatan,” tambahnya.
Menurutnya, reaksi yang terlalu cepat sering kali memperburuk masalah. Teknik sederhana seperti menarik nafas panjang bisa membantu menurunkan ketegangan dan menjernihkan pikiran.
Ustaz Hanan juga menekankan bahwa keimanan yang kuat membantu seseorang lebih sabar dalam menghadapi masalah.
“Dengan iman yang kuat, kita percaya setiap masalah pasti ada solusinya,” jelasnya.
Dalam menghadapi perlakuan buruk, ia mengajak jemaah untuk membalas dengan kebaikan dan mencari hikmah di balik setiap ujian.
“Masalah pasti datang, tapi cara kita menyikapinya yang akan menentukan hasil akhirnya,” tutupnya.
Editor: Agus Priwandono