LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Debat perdana Calon Bupati dan Wakil Bupati Lebak baru saja digelar pada (25/10) lalu. Namun debat tersebut mendapat sorotan dari aktivis mahasiswa dan masyarakat, karena dinilai masih minim gagasan.
Diketahui Pilkada Lebak 2024 menghadirkan tiga pasang calon, yaitu pasangan nomor urut 1 Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya-Amir Hamzah, pasangan nomor urut 2 Dede Supriyadi-Virnie Syafitri dan pasangan nomor urut 3 Sanuji Pentamarta-Dita Fajar Bayhaqi.
Debat yang berlangsung selama 2 jam tersebut, berlangsung sengit, perang argumen terjadi antara tiga pasangan. Terutama yang paling menonjol antara pasangan nomor urut 1 Hasbi-Amir dan pasangan nomor urut 2 Sanuji-Fajar. Keduanya beradu argumen terkait masalah DOB Cilangkahan hingga pemerataan pembangunan di Lebak.
Terkait debat tersebut, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) menyatakan, debat perdana Cabup Lebak minim gagasan dan relevansi. Menurutnya debat tersebut jauh sekali dari harapan publik yang ingin melihat ketiganya menjelaskan gagasan dan programnya untuk kemajuan Lebak.
Lebih lanjut, Ridwanul, mengungkapkan keprihatinan terkait debat cabup Lebak. Debat tersebut terkesan minim gagasan dan tidak menghadirkan solusi nyata untuk isu-isu yang dihadapi masyarakat. Dirinya menyatakan, tidak ada studi kasus yang disampaikan para calon. Padahal hal tersebut sangat penting untuk mendiskusikan masalah yang menjadi realitas dan tantangan masyarakat di Lebak.
“Debat seharusnya menjadi ajang untuk memperkenalkan solusi konkret dan rencana aksi yang dapat diimplementasikan. Namun, yang kita lihat justru lebih banyak serangan emosional antar calon, tanpa memberikan informasi signifikan tentang pendidikan dan kesehatan yang sangat dibutuhkan masyarakat,” ujarnya.
Ridwanul menekankan pentingnya calon pemimpin untuk menyampaikan gagasan yang jelas dan terukur. “Pendidikan dan kesehatan adalah fondasi pembangunan daerah. Tanpa adanya fokus pada isu-isu ini, kita khawatir bahwa masa depan Lebak akan terancam,” imbuhnya.
PP IMALA berharap agar calon pemimpin ke depan dapat lebih profesional dalam menyampaikan visi dan misinya, serta fokus pada isu-isu yang benar-benar relevan bagi masyarakat.
Sementara itu, Sekretaris Forum Diskusi Poros Politik Zilenial (Porpoliz) Dedi Wisma, menyampaikan, seharusnya forum debat merupakan ajang saling uji gagasan para calon.
“Saya anggap sebagai panggung hiburan bagi masyarakat karena minim gagasan, yang ada hanya saling serang personal,” ujarnya.
Ia menambahkan, seperti tidak ada kesiapan dalam memaparkan ide gagasan atau mungkin memang tidak punya gagasan yang konkret hanya ingin menjalankan jabatan alakadarnya.
“Terlihat semua calon tidak ada kesiapan dalam memaparkan ide gagasan atau mungkin memang tidak punya, karena para calon hanya saling serang personal. Dengan saling serang seperti itu, mereka berupaya membuktikan siapa yang pantas dalam memimpin daerah. Padahal bukan berbicara pantas atau tidak pantas, melainkan mampu atau tidak memimpin daerah,” tegasnya.
Debat publik pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Lebak di Serang berjalan lancar. KPU menggandeng Banten TV untuk melaksanakan debat tersebut.
Editor: Mastur Huda