LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Desa Panggarangan, Kecamatan Panggarangan, bersama Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS), mendapatkan pengakuan sebagai masyarakat siaga tsunami dari UNESCO-IOC Tsunami Ready Programme.
Pengakuan ini diberikan setelah GMLS berhasil menerapkan 12 indikator siaga tsunami di Desa Panggarangan. Menurut Resti Yuliani, penggiat GMLS, memperoleh pengakuan dari UNESCO-IOC Tsunami Ready bukanlah hal yang mudah.
Indikator-indikator yang harus dipenuhi meliputi:
- Peta bahaya tsunami.
- Informasi perkiraan jumlah orang di wilayah bahaya tsunami.
- Papan informasi publik tentang gempa dan tsunami.
- Inventaris sumber daya untuk pengurangan risiko bahaya tsunami.
- Peta evakuasi tsunami yang jelas.
- Materi pendidikan dan kesiapsiagaan yang didistribusikan.
- Kegiatan pendidikan dan kesiapsiagaan rutin.
- Pelatihan tsunami secara berkala.
- Rencana operasi darurat tsunami.
- Kapasitas untuk melaksanakan rencana operasi kedaruratan.
- Kemampuan menerima informasi gempa dan peringatan dini tsunami 24/7.
- Kemampuan menyebarluaskan informasi gempa dan peringatan dini tsunami 24/7.
“Desa Panggarangan menjadi desa pertama di Provinsi Banten yang mendapatkan pengakuan dari UNESCO-IOC Tsunami Ready Programme,” kata Resti.
Ketua GMLS, Abah Lala, menambahkan bahwa penghargaan ini dipersembahkan untuk para relawan yang terus mendukung meskipun terkadang terabaikan. “Kami berterima kasih kepada para kolaborator, terutama Desa Panggarangan, sehingga masyarakat benar-benar siap menghadapi bencana jika terjadi,” ujarnya.
“Saat ini, baru empat desa dari total 5.700 desa rawan tsunami di Indonesia yang mendapatkan pengakuan UNESCO terkait masyarakat siaga tsunami,” tambahnya.
Editor: Merwanda