LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram kini menjadi momok bagi pedagang nasi di Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Selama beberapa minggu terakhir, banyak pedagang kecil yang merasakan dampak buruk dari terbatasnya pasokan gas yang sangat vital untuk kelangsungan usaha mereka. Para penjual nasi goreng, mie, hingga gorengan kini harus berjuang untuk tetap bertahan, mengingat gas menjadi bahan bakar utama dalam operasional harian mereka.
Reni, seorang pedagang nasi di wilayah tersebut mengungkapkan, kelangkaan gas membuatnya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. “Gas elpiji ini sangat dibutuhkan, apalagi untuk pedagang kecil seperti kami. Kalau pasokan gas terbatas, kami terpaksa mengurangi jam operasional atau jumlah masakan yang bisa dijual,” ujar Reni dengan wajah saat ditemui di warungnya, Sabtu 7 Februari 2025.
Menurutnya, masalah ini jelas mengurangi potensi pendapatan, yang berimbas pada perekonomian keluarganya.
Meskipun pemerintah sudah berusaha mendistribusikan gas elpiji secara merata, kenyataannya, para pedagang tetap kesulitan mendapatkannya. Pemerintah Kabupaten Lebak, melalui Dinas Perdagangan dan Industri, juga telah mengupayakan distribusi berkala untuk mengatasi masalah ini. Namun, solusi yang lebih permanen dirasa sangat diperlukan.
Hal serupa diungkapkan Dudin, seorang gorengan, yang juga merasa khawatir dengan dampak kelangkaan gas. “Kami berharap pemerintah dapat segera menemukan solusi yang lebih jangka panjang. Misalnya dengan meningkatkan jumlah distribusi gas atau memperkenalkan alternatif energi seperti gas alam atau kompor listrik,” ungkap Dudin.
Menurutnya, pengawasan yang ketat terhadap distribusi gas dan pemberian subsidi langsung untuk pelaku usaha kecil juga sangat diperlukan agar masalah ini bisa segera teratasi. Kelangkaan gas ini telah mengakibatkan kerugian besar bagi pedagang kecil, yang sebagian besar mengandalkan gas elpiji 3 kilogram.
Masyarakat berharap agar pemerintah segera menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi krisis ini, sebelum semakin banyak pelaku usaha kecil yang terpuruk. Tanpa langkah yang jelas, mereka khawatir akan terus bergelut dengan kesulitan yang tak kunjung selesai.
Reporter: Nurandi
Editor: Aditya