CILEGON – Usia muda tak membuat Yenni Stevani lepas dari keharusan cuci darah.
Perempuan berusia 33 tahun itu harus bulak balik rumah sakit untuk menjalani prosedur cuci darah.
Dua kali dalam seminggu wajib dilakukan Yenni. Tak boleh telat atau bolos barang seharipun.
Bukan hanya soal usianya yang masih terbilang muda, penyakit gagal ginjal yang begitu tiba-tiba pun membuat ibu satu anak itu tak menduga harus mengalami kondisi medis seperti itu.
Saat menjalani cuci darah di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon Yenni bercerita “ritual” cuci darah itu sudah dijalaninya sejak tujuh tahun yang lalu.

Artinya, warga Pondok Cilegon Indah (PCI) itu sudah alami gagal ginjal di usia 26 tahun.
Dengan jarum infus darah tertancap di tangan kiri, Yenni mengaku tak mengira jika sakit mag yang dideritanya bisa menjadi pemicu gagal ginjal.
Hingga akhirnya Ia melahirkan anak pertama dan setelah itu diketahui jika istri dari karyawan Bank ini alami gagal ginjal.
“Ketahuan setelah melahirkan anak pertama,” tutur Yenni.
Dikatakan Yenni, suaminya memiliki jaminan asuransi dari tempatnya bekerja, namun ternyata hal itu belum cukup untuk mengcover biaya pengobatan termasuk cuci darah.
Asuransi hanya bisa mengcover biaya rawat inap, sedangkan untuk rawat jalan dan cuci darah tak tercover.
Beruntung Yenni dan keluarga terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan.
Sehingga, seluruh biaya rawat jalan dan cuci darah ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
“Seminggu dua kali cuci darah. Kalau asuransi obat saja, cuci darah pakai BPJS Kesehatan. Alhamdulillah terbantu banget, kalau asuransi dibatasi, jadi habis cepat. Ketolong banget ada BPJS Kesehatan,” papar Yenni.
Sebagai salah satu yang sudah merasakan manfaat BPJS Kesehatan, Yenni mengajak masyarakat lain untuk tidak ragu menjadi bagian peserta JKN BPJS Kesehatan dan rutin membayar iuran.
Menurutnya, berkat iuran peserta lain, Ia dan sekian banyak penderita gagal ginjal di Indonesia bisa bertahan hidup dengan layanan cuci darah.
Karena itu juga Ia berharap agar pemerintah tetap mempertahankan program ini dalam kondisi apapun.
“Kalau misalkan dibubarin mah bener-bener gak melihat masyarakat, asuransi di bank juga gak bisa rawat jalan, hanya untuk rawat inap saja,” tuturnya.
Pola Hidup Sehat
Untuk bisa terhindar dari gagal ginjal salah satunya bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat.
Dr. Joni Yusufa menuturkan, ada tiga besar dalam pola hidup sehat yang perlu dilakukan.

Pertama, pola makan dengan cara mengurangi makanan asin, manis dan berlemak.
“Perbanyak makan sayur, buah yang berserat. Jangan lupa sarapan, kalau malam, sebisa mungkin jangan (makan),” tuturnya.
Kemudian perbanyak minum air mineral atau air putih. Penuhi kebutuhan delapan gelas sehari.
Pola kedua adalah olahraga rutin. Sebaiknya dilakukan minimal empat kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit.
“Gak usah yang berat-berat yang penting rutin,” tuturnya.
Pola ketiga adalah rutin periksa kesehatan secara berkala, minimal setahun sekali.
Periksa kadar asam urat, gula darah dan kolesterol. (*)