SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Surat-surat Raden Ajeng Kartini, pahlawan emansipasi perempuan Indonesia, resmi masuk dalam daftar Memory of the World (MoW) UNESCO.
Pengakuan ini tak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga menegaskan pentingnya warisan intelektual Kartini bagi dunia. Terlebih, hari ini merupakan peringatan Hari Kartini bagi seluruh ‘Kartini Kartini’ di Indonesia, Senin 21 April 2025.
Puluhan surat yang ditulis Kartini kepada sahabat-sahabat penanya di Belanda, seperti Rosa Abendanon dan Estelle Zeehandeljik memuat pemikiran-pemikiran visioner tentang pendidikan, kesetaraan gender, dan kebudayaan.
Ditulis antara tahun 1899 hingga 1904, surat-surat yang telah mendunia tersebut kini dianggap sebagai dokumen penting yang merekam perjuangan perempuan di masa kolonial.
Surat-surat itu pertama kali dipublikasikan dalam bentuk buku berjudul “Door Duisternis tot Licht” (Habis Gelap Terbitlah Terang) pada 1911, yang kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan menjadi inspirasi bagi gerakan perempuan di berbagai penjuru dunia.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris dalam unggahan diakun media sosialnya menyebut jika surat-surat RA Kartini ini masuk pada MoW bersa dengan empat warisan dokumenter dari Indonesia lainnya pada Sidang ke-221 Dewan Eksekutif UNESCO 11 April 2025.
Ke-lima warisan dokumenter tersebut antara lain:
- Arsip Tarian Khas Mangkunegaran periode 1861-1944.
- Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesia.
- Karya-Karya Hamzah Fansuri yang diajukan bersama oleh Indonesia dan Malaysia.
- Surat-surat dan arsip Kartini yang diajukan bersama oleh Indonesia dan Belanda.
- Arsip Lahirnya ASEAN: arsip periode 1967- 1976 yang diajukan bersama oleh Indonesia bersama Malaysia, Singapura, dan Thailand.
“Penetapan tersebut berhasil menambah daftar warisan dokumenter Indonesia dalam register ingatan kolektif dunia menjadi 16 warisan dokumenter. Sebelumnya, 11 warisan dokumenter Indonesia telah teregistrasi sebagai MoW UNESCO,”tulis kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris pada akun Instagram @indonesiaparis.
Kedutaan menyebur jika registrasi dan inskripsi kekayaan dan warisan Indonesia di UNESCO baik warisan budaya, warisan alam, warisan budaya tak benda, arsip dokumenter, geopark maupun cagar biosfer merupakan bagian dari langkah soft diplomacy guna meningkatkan apresiasi, semangat pelestarian, citra positif sekaligus promosi wisata Indonesia di tataran global.
Tentunya, pengakuan dari UNESCO ini diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk lebih mengenal pemikiran Kartini secara utuh, tidak hanya dari sisi simbolik, tetapi juga melalui gagasan-gagasannya yang tertuang dalam surat-surat tersebut.
Editor: Abdul Rozak