LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Lebak mengungkap lima kecamatan yang paling banyak mengirim warganya ke luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Dalam beberapa bulan terakhir, puluhan orang dari wilayah tersebut tercatat berangkat demi mencari penghidupan yang lebih baik.
Sekretaris Disnaker Lebak, Rully Chaerulliyanto, menyebutkan bahwa Kecamatan Wanasalam menduduki posisi teratas dengan jumlah 25 orang yang berangkat ke luar negeri. Di urutan berikutnya ada Kecamatan Cijaku dengan 24 orang, lalu Kecamatan Cirinten sebanyak 21 orang.
“Data ini menunjukkan bahwa masih banyak warga di wilayah selatan dan tengah Kabupaten Lebak yang memilih menjadi pekerja migran sebagai alternatif ekonomi,” ujar Rully saat ditemui di kantornya, Jumat, 25 April 2025.
Lalu, Malingping (18 orang) dan Rangkasbitung (13 orang). Sementara itu, Kecamatan Sobang tercatat nihil alias belum ada warga yang berangkat sebagai PMI tahun ini. Rully menambahkan, tren ini sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir dan angkanya cenderung stabil.
Lebih lanjut, Rully menjelaskan bahwa sebagian besar PMI asal Lebak bekerja di sektor domestik, konstruksi, dan manufaktur. Negara tujuannya antara lain Arab Saudi, Taiwan, Hong Kong, dan Malaysia.
“Sebagian besar adalah perempuan yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga dan perawat lansia,” tambahnya.
Menurut Rully, ada beberapa alasan kenapa banyak warga Lebak memilih bekerja di luar negeri. Faktor utamanya adalah terbatasnya lapangan kerja di daerah, rendahnya tingkat pendidikan, dan kebutuhan ekonomi keluarga.
“Namun, kami selalu menekankan pentingnya pemberangkatan secara resmi dan legal agar para PMI ini bisa bekerja dengan aman dan memiliki perlindungan hukum yang memadai di negara tujuan,” tegasnya.
Untuk itu, Disnaker aktif melakukan sosialisasi, terutama di kecamatan-kecamatan yang menjadi penyumbang PMI terbanyak. Sosialisasi ini mencakup prosedur legal keberangkatan, risiko menjadi PMI non-prosedural, dan pentingnya pelatihan keterampilan sebelum berangkat.
Selain edukasi, Disnaker juga bekerja sama dengan lembaga pelatihan kerja dan Balai Latihan Kerja (BLK) agar calon PMI memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di luar negeri.
Disnaker berharap, dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat serta bekal pelatihan yang memadai, para pekerja migran dari Lebak bisa bekerja dengan aman dan menjadi agen perubahan ekonomi ketika kembali ke kampung halaman.
Editor : Merwanda