SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Long weekend saat libur Hari Raya Waisak menjadi kesempatan bagi banyak wisatawan untuk mengunjungi kawasan Anyar-Cinangka, Kabupaten Serang. Sekitar 80 ribu pengunjung memadati destinasi wisata pantai ini, dengan mayoritas berasal dari wilayah Jabodetabek.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang, Anas Dwi Satya Pasadya, mengungkapkan tingginya antusiasme masyarakat selama liburan panjang tersebut. “Hari Sabtu-Minggu jadi puncaknya, ada banyak kendaraan yang datang ke Kabupaten Serang. Banyak juga bus-bus yang membawa wisatawan dari luar daerah. Bahkan dari laporan yang diterima Polsek Anyar dan pengelola wisata, wisatawan yang datang sangat banyak,” jelasnya pada Kamis, 15 Mei 2025.
Anas menambahkan, sekitar 80 ribu wisatawan mengunjungi Anyar-Cinangka, dan sebagian besar di antaranya berasal dari Jabodetabek. “Wisatawan yang datang masih didominasi oleh wisatawan dari wilayah Jabodetabek,” ujarnya.
Meskipun mayoritas wisatawan puas, beberapa kendala muncul terkait fasilitas dan infrastruktur yang ada. Salah satunya adalah keluhan terkait Penerangan Jalan Umum (PJU) yang kurang memadai di beberapa jalur wisata, membuat kawasan itu terasa gelap pada malam hari.
“Ini juga menjadi keluhan dari masyarakat dan pengelola wisata soal PJU. Kita menampung aspirasi ini dan berharap masalah ini bisa segera diselesaikan oleh pihak yang lebih berwenang, karena ini kewenangan pemerintah pusat. Kami sudah mengundang pihak terkait juga,” jelas Anas.
Selain itu, pengelolaan sampah di kawasan wisata juga menjadi sorotan. Banyak wisatawan yang mengeluhkan belum optimalnya pengelolaan sampah, dan Anas berharap hal ini bisa segera ditangani dengan lebih baik.
“Kita harapkan bisa mengolah sampah secara mandiri, sehingga wisatawan pun lebih sadar untuk membuang sampah pada tempatnya,” ujarnya.
Anas juga mengingatkan pentingnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pariwisata untuk memberikan pelayanan maksimal. Ia berharap petugas wisata bisa lebih ramah, profesional, dan mudah dikenali.
“Kita harapkan mereka bisa memberikan pelayanan terbaik, seperti salam, senyum, sapa. Kalau bisa, mereka juga berseragam dengan tanda pengenal, agar wisatawan bisa dengan mudah menemukan petugas bila dibutuhkan,” pungkasnya.
Editor: Merwanda