SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Lebih dari tiga pekan, mantan Ketua Kadin Kota Cilegon, Muhamad Salim mendekam di tahanan Rutan Polda Banten. Pria yang akrab disapa Abah Salim itu ditahan imbas dari pemaksaan permintaan proyek senilai Rp 5 triliun kepada PT China Chengda Engineering.
Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto mengatakan, Muhamad Salim diperlakukan sama dengan tahanan lain seperti kasus narkoba, pidana umum bahkan pidana khusus.
Kamar yang dihuni pria yang akrab disapa Abah Salim itu diketahui tak begitu luas. Ukurannya hanya 4 x 8 meter.
“Di ruangan itu, MS (Muhamad Salim-red) ditahan bersama dua rekannya yang menjadi tersangka (Wakil Ketua Kadin Bidang Industri Kota Cilegon, IS Ismatullah Ali dan mantan Ketua HNSI Kota Cilegon, Rufaji Zahuri-red),” katanya, Rabu 11 Juni 2025.
Dia mengatakan, selain Abah Salim dan dua rekannya, terdapat sembilan tahanan lainnya. Mereka menghuni kamar atau ruangan yang sama dengan Abah Salim. “Sempat 11 orang, tapi kemudian dipindahkan satu orang. Kapasitasnya hanya untuk 10 orang,” katanya.
Ruangan kamar yang ditempati Abah Salim itu tidak ada pendingin ruangan apalagi kasur empuk. “Adanya kipas angin, sama hexos (exhaust fan-red) untuk sirkulasi udara. Untuk kasur tidak ada, tidurnya di atas papan. Biar enggak dingin (lantai dipasang papan-red),” ujarnya didampingi Dirtahti Polda Banten, AKBP Eko Widodo.
Di dalam kamar tahanan itu hanya ada satu toilet untuk keperluan buang air besar dan kecil. Penggunaan toilet itu digunakan secara bergantian. “Kalau ada yang pakai berarti harus nunggu selesai,” ujarnya.
Toilet tersebut diakuinya hanya dipasang dinding atau tembok setinggi pinggang orang dewasa. Temboknya, tidak seperti kamar mandi yang ada di rumah. “SOP-nya (standar operasional prosedur-red) seperti itu. Tingginya cuma sepinggang,” katanya melanjutkan.
Didik menambahkan, para tahanan diberi makan tiga kali sehari. Menunya cukup dan berstandar gizi. Ada daging, telur dan diberi buah. “Jatahnya itu Rp 40 ribu sehari, dapat daging, telur dan dikasih buah,” katanya.
Selain makan dari Rutan Polda Banten, para tahanan juga biasanya mendapat kiriman dari keluarga atau pun teman. “Kalau ada makanan dari luar tetap diterima, tapi tetap dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu,” katanya.
Dia melanjutkan, saat ditahan, ada yang membesuk Abah Salim. Namun, ia mengaku tidak mengetahuinya. Namun demikian, ia menduga, pihak yang membesuk itu dari keluarga atau temannya. “Sudah ada yang besuk, mungkin dari keluarga atau temannya,” tuturnya.
Editor: Mastur Huda