LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Bukan karena kebakaran, petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Lebak kali ini mendapat permintaan bantuan unik: melepas anting emas yang sudah menempel selama 13 tahun di telinga seorang ibu rumah tangga. Anting tersebut menyebabkan pembengkakan hingga membuat pemiliknya kesulitan melepaskan sendiri.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 12 Juni 2025. Eri Lestari (48), warga Kelurahan Rangkasbitung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, mendatangi langsung Markas Damkar Lebak dengan kondisi telinga membengkak akibat anting yang tidak pernah dilepas sejak tahun 2013.
Ade Apriyadi, petugas Damkar Lebak, membenarkan bahwa pihaknya menerima kunjungan langsung dari warga untuk permintaan bantuan yang tak lazim. “Tadi kita mendapatkan kunjungan dari warga masyarakat Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, terkait permohonan bantuan, karena antingnya tidak bisa dilepas,” ujar Ade saat ditemui di Mako Damkar Lebak.
Menurut Ade, anting yang terlalu lama dipakai telah menempel kuat di daun telinga, membuat proses pelepasannya tidak bisa dilakukan secara biasa. “Menurut pelapor, anting tersebut sudah terpasang sejak tahun 2013. Pada saat dibuka, anting itu tidak bisa dilepas karena sudah terlalu lama ya, jadi akhirnya meminta bantuan kepada Damkar Kabupaten Lebak,” tuturnya.
Dalam proses pelepasan yang berlangsung sekitar 15 menit, petugas menggunakan gunting kecil untuk memotong anting secara hati-hati, sambil meneteskan air agar meminimalisir rasa sakit. “Alhamdulillah, prosesnya tadi itu tidak ada kesulitan karena kita langsung potong antingnya, dan kita serahkan kembali kepada pemiliknya,” ucap Ade.
Peristiwa ini menjadi contoh bahwa peran Damkar di tengah masyarakat tidak hanya sebatas pemadaman api, melainkan juga membantu warga dalam kondisi darurat lainnya yang membutuhkan ketelitian dan kepedulian.
Tak hanya melepas anting, sebelumnya Damkar Lebak juga membantu warga yang kehilangan kunci motor di area Balong Rancalentah, Rangkasbitung, pada Selasa, 11 Juni 2025, menegaskan komitmen mereka sebagai garda depan pelayanan publik di berbagai situasi.
Editor: Merwanda