LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Manajemen Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kalimaya atau PDAM Lebak tengah menginventarisir kebocoran air perusahaan milik Pemkab Lebak ini.
Tahun 2024, tingkat kebocoran perusahaan milik Pemkab Lebak ini mencapai 30 persen.
“Penanganan kebocoran ini menjadi prioritas utama dalam rencana perbaikan,” kata Plt Ketua Dewan Pengawas PDAM Lebak Doddy Irawan, Rabu 8 Oktober 2025.
Dia mengatakan, kebocoran air PDAM Lebak, selain karena pipa jaringan yang sudah tua, juga ada penyebab utama, yaitu akurasi data pelanggan. Karenanya, untuk meminimalisir kebocoran atau Non-Revenue Water (NRW) pada PDAM, ada beberapa langkah yang akan dilakukan manajemen.
“Mulai dari pembacaan meteran air secara teratur untuk memantau konsumsi air dan mendeteksi adanya kebocoran. Perbaikan pipa yang rusak atau bocor dengan segera untuk mencegah kehilangan air lebih lanjut,” kata pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bapenda Lebak ini.
Selain itu, kata Doddy, pemeliharan rutin pada pipa dan peralatan air untuk mencegah kebocoran.
“Tidak kalah pentingnya juga edukasi kepada masyarakat atau pelanggan tentang pentingnya menghemat air,” kata mantan Kepala Dismominfo Lebak ini.
Dia mengatakan, PDAM berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja dalam melayani kebutuhan dasar air bersih bagi masyarakat Lebak. Mengingat, kata dia, PDAM merupakan muka pemerintah dalam pelayanan penyediaan air bersih/air minum.
“Tingginya tingkat kebocoran air juga menjadi masalah serius dalam operasional, penanganan kebocoran ini menjadi prioritas utama dalam rencana perbaikan,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekda Lebak Budi Santoso mengatakan, pentingnya identifikasi dan penyelesaian kendala yang ada demi terciptanya layanan yang lebih baik bagi masyarakat.
“PDAM menghadapi sejumlah tantangan yang perlu kita selesaikan bersama. Semoga dalam waktu cepat kita dapat menindaklanjuti segala permasalahan- yang ada di PDAM,” harapnya.
Editor: Mastur Huda











