LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Sebanyak 16 kasus Malaria impor ditemukan di Kabupaten Lebak. Dari belasan kasus malaria itu RSUD Malingping paling banyak ditemukan mencapai 10 kasus.
kemudian 2 kasus di Puskesmas Pajagan, RSUD Ajidarmo, RS Kartini, Puskesmas Cihara dan Bayah masing-masing 1 kasus.
Kabupaten Lebak sebenarnya tahun 2021 telah berstatus eliminasi sehingga bukan merupakan wilayah endemis nyamuk penyebab malaria.
“Ya, 16 penderita malaria impor ini merupakan warga Lebak yang berpergian ke luar Lebak yang masih banyak ditemukan kasus malaria seperti Papua, Papua Tengah dan Sumatera Utara,” ungkap Kasi Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Lebak Rohmat Puji Raharjo, Rabu 15 Oktober 2025.
Menurutnya, kondisi itu disebut sebagai kasus impor, yakni penderita tertular di luar daerah, lalu kembali ke kampung halaman dalam kondisi membawa parasit malaria.
“Tidak ada kasus malaria penularan lokal karena Kabupaten Lebak sudah dinyatakan sebagai wilayah eliminasi malaria tahun 2021,” jelasnya.
Meski bukan daerah endemis, Dinkes tetap menyiagakan layanan pengobatan malaria di seluruh puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Lebak.
Ia menyebut pengobatan bisa dilakukan secara efektif, tetapi malaria memiliki sifat kambuhan.
“Alhamdulilah, kematian ngga ada di lebak karena kasus segera ditangani mendapatkan obat malaria yang tepat sesuai pedoman,” ujarnya.
Plt Kepala Dinkes Lebak Endang Komarudin menambahkan, penderita yang sebelumnya sembuh masih berpotensi mengalami serangan ulang dalam rentang waktu beberapa tahun, terutama jika daya tahan tubuh menurun.
“Kami mengimbau kepada masyarakat yang melakukan perjalanan ke daerah endemis malaria untuk selalu menggunakan lotion anti nyamuk pada malam hari, menggunakan baju lengan panjang dan tidak keluar rumah pada malam hari karena nyamuk anopheles sebagai vektor malaria akan menggigit pada waktu malam hari (jam 18.00 s.d 06.00),” katanya.
Sementara untuk warga Kabupaten Lebak yang baru pulang dari daerah endemis malaria, jata Endang agar memeriksakan diri ke Pusekesmas terdekat untuk dilakukan skrining malaria terutama pada semua orang yang datang dengan gejala demam, menggigil, berkeringat, sakit kepala.
“Bila dirasakan ada gejala-gejala sakit cepat periksakan diri ke Puskesmas,” tukasnya.
Menurutnya, Dinkes juga rutin melakukan surveilans dan pemantauan terhadap tempat perindukan nyamuk, serta melakukan tracing atau pelacakan kontak erat kepada keluarga jika ditemukan kasus baru.
“Untuk mencegah penularan, masyarakat diimbau menjaga kebersihan lingkungan, terutama menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin,” katanya.
Reporter: nurabidin
Editor: Agung S Pambudi











