Deden (38), nama samaran, sukses menjaga keharmonisan rumah tangganya bersama istri, sebut saja Siti (35) selama tujuh tahun. Salah satu kunci suksesnya, Deden menyiapkan dana khusus untuk mengajak istri belanja. Ya iyalah.
Begitulah yang dilakukan Deden setiap kali istrinya yang memiliki sifat manja dan emosian itu marah-marah. “Kalau ambekannya (merujuk ke istrinya-red) kumat, saya tinggal bertanya, mau dibelikan apa?” ujarnya. Ada duitnya? “Enggak juga sih,” timpalnya. Buset dah.
Ditemui Radar Banten di salah satu masjid di Kota Serang, Deden pagi itu tampak santai sambil memegang sebatang rokok di tangan. Ketika diajak berbincang-bincang, Deden tak sungkan berbagi pengalaman tentang rumah tangganya.
Diceritakan Deden, pertemuannya dengan Siti bermula di sebuah rumah makan. Waktu itu Deden dan Siti makan bersama keluarga masing-masing. Ternyata kakaknya Deden kenal dengan salah satu anggota keluarga Siti. Terjadilah obrolan dan Deden pun dikenalkan dengan Siti. “Wah, malam itu dia cantik banget pakai setelan batik,” puji Deden. Dasar mata keranjang.
Meski begitu, Deden mengaku belum begitu tertarik terhadap Siti karena sifatnya yang jutek. Perjumpaan malam itu hanya sebatas perkenalan dan mengagumi tanpa timbul perasaan. “Jujur, saya paling benci sama cewek jutek,” tukasnya.
Dua pekan kemudian, Deden diajak kakaknya mengambil pesanan katering di rumah keluarga Siti, yang tak lain pemilik usaha katering. Deden tidak menyangka, Siti yang dikenalnya jutek pertama kali ketemu, ternyata berjiwa sosial. Siti mengajar Bahasa Inggris kepada anak-anak kampung sambil membantu usaha keluarga. “Jiwa sosialnya bagus makanya saya suka,” kelitnya. Bilang saja nafsu.
Sejak itu, Deden mulai tertarik terhadap sosok Siti. Ia lantas meminta bantuan kakaknya untuk mendekati Siti. Mulai dari meminta nomor telepon sampai membujuk kakaknya agar diskusikan soal perasaannya kepada kakaknya Siti agar merestuinya. Usaha Deden itu tidak sia-sia. Enam bulan masa pendekatan, Deden dan Siti akhirnya jadian.
Beruntung keduanya ditopang ekonomi yang lumayan. Siti berasal dari keluarga pengusaha katering, sementara Deden anak dari keluarga yang sebagian besar bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Serang. Selama pacaran keduanya sering ribut dipicu sifat Siti yang manja dan emosian.
“Dia itu orangnya ambekan. Kalau keinginannya enggak dituruti, pasti marah,” keluh Deden. Biasa cewek mah, Kang!
Deden bertahan dengan Siti karena wajahnya yang cantik, menarik, serta bodinya yang aduhai. Deden yang tidak mau kehilangan bidadarinya, rela dibikin pusing dan lelah oleh Siti demi cinta. Bahkan, Deden rela melakukan apa pun untuk Siti.
Deden wajahnya lumayan tampan. Bukan hal sulit baginya untuk mendapatkan wanita lain. Namun, pengakuan Deden sih dia termasuk cowok setia. “Saya mah tipe cowok setia, cukup satu untuk selamanya,” guyon Deden. Setiap tikungan ada kali.
Singkat cerita, setahun berpacaran Deden dan Siti menikah. Mengawali rumah tangga, Deden cukup kewalahan menghadapi sifat istrinya. Apalagi saat hamil, Siti tak pernah mau mengerti kesibukan Deden. Kalau sudah minta ditemani jalan-jalan ke luar kota, wajib hukumnya bagi Deden menemani meski kerjaan di kantor menumpuk.
“Bahkan, hal-hal kecil kayak dia enggak suka bau jengkol, terus saya masak jengkol, ngamuknya sampai kedengeran tetangga,” kesal Deden. Wajar Kang, namanya juga lagi hamil.
Setelah anaknya lahir, sikap Siti tidak berubah, tetapi malah makin menjadi. Minta dibelikan ini itu dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sampai suatu hari, Deden yang merasa dikekang, tidak bisa mengontrol emosi dan membantah keinginan Siti. Keributan pun terjadi.
“Setelah ribut saya curhat ke teman. Teman saya bilang, cewek itu dikasih duit belanja juga diam,” katanya.
Deden akhirnya mengikuti saran temannya dan ternyata jitu. Deden mulai rutin memberikan uang tambahan dan mengajak istri belanja. Siti mulai berubah baik dan tidak pernah marah lagi. Sejak itu, Deden merasa sudah mempunyai jurus ampuh mengatasi sikap manja dan emosian istrinya.
“Insya Allah kalau buat istri, rezeki bakal datang lagi,” guraunya. Terserah Kang Deden deh. (mg06/zai/ira)