Ajeng (39) tidak pernah menuntut banyak kepada Joko (40), keduanya nama samaran. Asal bisa setia dan menafkahi secukupnya, sudah bahagia. Tapi, setelah menemukan barang rahasia di dalam tas suaminya, Ajeng jadi curiga.
Lho, kok curiga? Ya pasti curiga karena Joko tidak terus terang kepada sang istri. Ajeng yang siang itu sedang duduk berteduh sambil minum es di depan minimarket di Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, menceritakan biduk rumah tangganya.
Perawakan Ajeng sepintas lumayan aduhai. Posturnya kecil, tapi lekuk tubuhnya terlihat dari balutan gamis yang dipakainya. Wajahnya juga rupawan. Apalagi dengan bibirnya yang dipoles lipstik merah merona.
Sedangkan Joko, kata Ajeng, termasuk lelaki yang tidak terlalu tampan. Kulitnya juga hitam karena sering kepanasan bekerja sebagai sopir pengiriman barang di pabrik. Tapi, Joko pandai merayu perempuan. “Ngomongnya manis, lembut, dan enggak pernah ngebentak,” katanya.
Ajeng bertemu dengan Joko di Tangerang. Waktu itu mereka pernah bekerja di restoran di sebuah mal. Setelah dua tahun berteman di tempat kerja, sepakat keluar dan pulang ke Serang. Sempat tidak berkomunikasi selama setahun, mereka kembali bertemu di Cilegon. Joko curhat sedang mencari calon istri. “Saya juga sama waktu itu lagi cari calon suami. Jadi, ya sudah deh,” kata Ajeng malu-malu.
Keduanya menikah dengan gelaran pesta meriah. Mengawali rumah tangga, untuk sementara keduanya tinggal di rumah keluarga mempelai wanita.
Waku itu Joko dan Ajeng hidup bahagia sampai punya anak setahun kemudian. Bahkan, mereka membeli rumah milik saudara dengan uang tabungan Joko. Ajeng semakin merasa hidupnya paling sempurna. Meski penghasilan Joko tidak seberapa, tapi Ajeng selalu bersyukur dan tidak pernah menuntut banyak.
“Kalau minta uang buat masak sih wajar. Tapi, saya enggak minta buat dandan, apalagi beli baju. Itu mah kesadaran suami aja,” katanya.
Lima tahun kemudian, hubungan mereka masih baik-baik saja. Tapi, kepercayaan Ajeng ternoda setelah menemukan barang rahasia di tas suaminya. Barang rahasia itu adalah alat kontrasepsi berupa kondom. “Padahal selama ini kalau begituan sama saya enggak pake pengaman,” katanya.
Ajeng mulai curiga. Amukannya tak bisa terbendung saat Joko pulang kerja. Keributan mereka sampai mengundang penasaran tetangga yang mengintip dari jendela. Malamnya, kedua orangtua datang melerai.
“Alasannya dia baru beli dan pengin ngerasain sensasi beda gitu sama saya dengan pake itu,” katanya.
Sempat seminggu pisah ranjang, akhirnya Ajeng dan Joko kembali maaf-maafan. Alasan Joko ingin menyelamatkan rumah tangga mereka dari perceraian. Hingga kini, Ajeng dan Joko hidup bahagia dengan tiga anak. “Semoga aja suami saya enggak macam-macam,” harapnya.
Amin, tetap berdoa dan melayani suami dengan ikhlas saja, Teh. Insya Allah langgeng. Amin. (mg06/aas/ira)