SERANG – Penderita tuberculosis (TBC) di Kabupaten Serang pada 2018 cukup tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang mencatat ada 2.855 penderita penyakit TBC hingga akhir 2018.
Kepala Seksi Penanggulangan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM Dinkes Kabupaten Serang Padri mengatakan, TBC berkembang di wilayah lingkungannya kumuh, lembap, dan jarang tersentuh sinar matahari.
“Berdasarkan temuan kasus, paling banyak di Kecamatan Cikeusal, Padarincang, Ciruas, Kramatwatu, Pontang,” katanya, Jumat (1/3).
Padri mengatakan, pihaknya menangani 23 jenis penyakit menular. Dari 23 penyakit itu, dua di antaranya TBC dan HIV-AIDS harus teratasi pada 2030. “Artinya, pada tahun 2030 itu, sudah tidak ada lagi temuan penyakit TBC dan HIV yang baru. Kalaupun ada angkanya tidak lebih dari satu persen,” ujarnya.
Ia menerangkan, gejala penyakit TBC biasanya disertai dengan batuk-batuk selama dua minggu, badan meriang, nafsu makan berkurang, berat badan tidak naik, dan berkeringat di malam hari walau tidak beraktivitas. Kata dia, penderita TBC yang diobati kebanyakan penderita yang sudah level parah. “Pengobatannya selama enam sampai delapan bulan, tidak boleh berhenti,” terangnya. (Abdul Rozak/Aas)