Ingin Dilayani Sang Istri
Mayoritas kaum pria khususnya para suami, lebih suka dilayani istri ketimbang orang lain. Meskipun memiliki selusin pembantu, namun layanan seorang istri terasa lebih istimewa.
Begitu juga Ijul (34), nama samaran. Pengusaha pengolahan besi bekas ini memimpikan seorang istri yang berbakti kepadanya. Sayang, itu tidak ia dapatkan dari Inem (29), juga nama samaran. Wanita cantik yang ia pinang lima tahun lalu jarang sekali melayaninya.
Ijul ingin sekali merasakan masakan Inem, baik itu enak maupun tidak enak. Ia pun sesekali ingin melihat Inem berkeringat membersihkan kamar mereka, namun itu tidak pernah terjadi selama rumah tangga mereka.
Sebab, Inem adalah seorang wanita manja. Ia terbiasa menerima layanan pembantu sejak kecil, ia tidak pernah melayani siapa pun selain dirinya sendiri. “Inem itu manjanya minta ampun, cara ngomongnya juga dibuat-buat. Persis kaya di film-film,” katanya.
Sebagai anak paling cantik di keluarganya, Inem sejak kecil mendapat pelayanan khusus dari orangtua. Ia disekolahkan di sekolah paling mahal, ia terbiasa berada di atas angin. “Dengar masa kecilnya, saya bisa mengerti kenapa dia bisa manja,” terangnya.
Karenanya ketika telah berumah tangga, Inem tidak pernah menyentuh alat memasak atau sapu di rumah. Ia selalu minta dilayani oleh pembantu di rumah. “Tangannya lembut, karena tidak pernah menyentuh panci dan kuali di dapur. Semuanya dikerjakan oleh pembantu,” ujarnya.
Di rumah, kata Ijul, ia memiliki tiga pekerja. Yakni satu orang pembantu, satu orang pengasuh, serta satu orang sopir. “Saya pekerjakan tiga orang sekaligus agar bisa membuat Inem nyaman sebagai istri saya,” katanya.
Jadi kalau ada baju kotor, pembantu yang mengerjakan. Lalu memandikan anak dan memakaikan baju, tinggal suruh pengasuh. “Bahkan ketika ingin shopping ke mal atau ke salon, Inem diantar sopir. Karenanya ia hidup bak ratu selama menjadi istri saya,” terangnya.
Terasa Hambar
Ijul pun harus memberlakukannya sebagai Ratu. Sebab Ijul yang memiliki muka pas-pasan tidak memiliki cara lain untuk memikat Inem selain dengan kekayaan. “Dulu, orang yang mengejar Inem itu banyak. Tapi mereka kalah karena setiap saya datang untuk kencan, pakai Pajero Sport,” terang Ijul dengan nada sombong.
Tapi sehebat-hebatnya Ijul, Inem pasang gengsi. Ia tidak memperlihatkan ketertarikan kepada Ijul, ia jual mahal sehingga membuat Ijul semakin penasaran. Namun keberuntungan berada di pihak Ijul. Kesuksesan perusahaannya semakin beranjak naik sementara yang lain menurun.
Begitu pula perusahaan milik orangtua Inem, juga terancam bangkrut. Inem akhirnya diserahkan kepada Ijul, ketika ekonomi kedua orangtua Inem semakin terpuruk. “Saya bilang ingin pinang Inem. Kalau sudah menjadi mertua, saya pasti bantu permodalan,” ujar Ijul.
Ooooo, ternyata Ijul mendapatkan Inem dengan cara lobi-lobi bisnis. Mungkin seperti itulah jalan jodoh para pengusaha itu ada. Mulus dengan lobi pinjaman modal, kini tinggal tugas orangtua Inem melobi anaknya untuk mau menerima lamaran Ijul. “Inem diiming-imingi hidup mewah, orangtuanya juga menjelaskan tentang ekonomi mereka. Karena itu Inem setuju,” tuturnya.
Mendapatkan wanita cantik, tentu membuat Ijul senang bukan main. Apalagi saat malam pertama, melihat kemolekan Inem yang putih mulus, wow pokoknya deh. “Gimana sih kalau perempuan tidak pernah nyentuh yang kotor-kotor. Sudah putih, mulus, wangi pula,” jelas Ijul, glek.
Karenanya, ia tidak keberatan memberikan fasilitas serba mewah untuk Inem. Tapi, itu lima tahun yang lalu, berbeda dengan sekarang. Sebab, lama-lama Ijul merasa rumah tangganya dengan Inem hambar. “Jarang terima layanan istri itu, tidak terasa seperti sedang berumah tangga. Saya lihat kalau pasangan lain, suami pulang disambut. Kalau makan disiapkan sama istri, kayanya hidup romansa rumah tangganya,” kata Ijul.
Rasa itulah yang memicu pertengkaran antara Ijul dan Inem. Ijul meminta Inem tidak lagi mengandalkan pembantu, namun Inem menolak. Bahkan pada akhir Februari lalu, Ijul sampai murka kepada Inem. Sebab ketika ia minta dipakaikan jaket sebelum pergi kerja, Inem malah menyuruh pembantu yang memakaikannya. “Seolah-olah istri saya si pembantu itu, bukan Inem. Saya kan marah,” katanya.
Karena kejadian itu, Inem diusir dari rumah Ijul. Lalu Ijul mengajukan cerai talak dengan alasan tidak diperlakukan baik oleh Inem. Sebenarnya Inem telah meminta maaf, ia pun berjanji akan berubah. Namun Ijul sulit untuk mempercayai janji Inem. “Saya tidak yakin dengan janjinya. Sebab dia kan terbentuk jadi ratu sejak kecil,” terangnya.
Sampai saat ini, persoalan rumah tangga mereka masih dalam tahap mediasi. Mudah-mudahan Inem serius ingin berubah, lalu Ijul memberikan kesempatan kedua untuk suaminya yang super manja ini, Amin. (Radar Banten/Sigit)