Masalah Perbedaan
Perbedaan agama di mata Diki (36) dan Desy (34), keduanya nama samaran, dinilai bukan sebuah persoalan. Hanya saja dari mata agama, cinta Diki dan Desy adalah masalah. Tentu hal ini berimplikasi pada keluarga Desy tidak menyetujui kebersamaan mereka. Namun karena kepalang cinta, pasangan ini nekat nikah siri dan sembunyi dari pantauan kedua orangtua Desy.
Untung, pada akhirnya Diki berpindah keyakinan dan memeluk agama Islam. Namun soal status pernikahan mereka, hingga saat ini masih dirahasiakan dari orangtua Desy. “Sudah 16 tahun ini kami tidak pernah jujur kepada orangtua Desy. Kami masih merahasiakannya, karena mereka benci kepada saya,” ujar Diki.
Status pernikahan Diki dan Desy pun telah resmi secara hukum. Mereka mendaftar isbath nikah pada 2014 lalu. “Karena saya sudah memeluk agama Islam, saya bisa ikut isbath nikah,” ujarnya.
Cinta memang anugerah terindah, namun tetap ada batasan-batasannya. Sementara batasan itu dilewati Diki dan Desy, sehingga kisah mereka cukup dramatis. Ini bermula dari upaya perjodohan yang dilakukan orangtua Desy. Mereka telah menyiapkan Desy seorang suami, sebut saja namanya Kiki. “Desy itu sebenarnya sudah dijodohkan orangtuanya,” katanya.
Keluarga Desy berasal dari kalangan terpandang, begitu pula keluarga Kiki. Guna menjaga keharmonisan hubungan keluarga inilah, Desy dan Kiki diminta untuk menikah. “Desy itu keluarga pejabat di tingkat kementerian, orang kaya, Mas. Mereka punya relasi yakni orangtuanya Kiki. Mereka ingin sekali Kiki menikah dengan Desy, biar mereka bisa membangun dinasti. Kira-kira begitu,” terangnya.
Ketika itu, Kiki sudah menjalankan sebuah perusahaan di Bandung. Untuk mendekatkan Desy kepada Kiki, dimintalah Desy untuk kuliah di Bandung. “Saya juga kuliah di Bandung, waktu itu saya belum kenal Desy atau Kiki,” akunya.
Kedua orangtua berharap perjodohan ini berjalan sempurna. Namun nyatanya tidak, sebab Desy tidak suka dengan sosok Kiki yang play boy kelas kakap. “Kata Desy, Kiki itu punya banyak simpanan perempuan. Mereka cantik-cantik dan mau ditiduri Kiki karena uang. Makanya Desy benci,” terangnya.
Apalagi, Kiki sempat membawa Desy ke sebuah hotel. Di sana Kiki meminta Desy melepaskan pakaian dengan dalih ingin mengetes kesungguhan Desy. Sejak saat itulah Desy benar-benar benci kepada Kiki. Ia tidak pernah menemui Kiki, juga menjawab telepon darinya. “Sejak saat itu, Desy menjauh dari Kiki,” aku Diki.
Perbuatan Kiki pernah dilaporkan Desy kepada orangtuanya. Namun kedua orangtua tidak merespons, malah meragukan pengakuan Desy. Ini membuat Desy semakin kecewa. Ketika itulah ia bertemu dengan Diki. “Kebetulan dia itu kan adik kelas. Waktu itu dia sering datang ke temannya yang satu kosan dengan saya. Di situlah saya kenal, lalu jadi dekat,” terangnya.
Terpikat
Kedewasaan Diki dikagumi Desy. Ketika ia curhat tentang persoalannya, Diki bisa menenangkan hatinya. Desy pun jadi ketagihan curhat, tanpa sengaja masuklah Diki ke dalam hati Desy yang saat itu sedang rapuh. “Karena dekat, saya jadi pacaran dengan Desy,” ujarnya.
Sebagai seorang pacar, Diki pernah mencoba bersilaturahmi ke orangtua Desy. Namun apa yang terjadi, Diki diusir oleh mereka. “Baru beberapa menit duduk, saya diminta segera kembali ke Bandung,” tutur Diki.
Kejadian ini membuat Desy semakin murka. Karenanya Desy kabur dari rumah dan tidak pernah kembali. Desy pun tidak pernah mengontak orangtuanya. Ini membuat kedua orangtua Desy menjadi panik. “Saya sempat dilaporkan ke polisi dengan tuduhan menculik Desy. Orangtua saya juga pernah dilabrak mereka. Namun tuduhan itu tidak terbukti, sebab Desy memang tidak diculik saya,” akunya.
Melihat kelakuan orangtuanya, Desy semakin marah. Ia meminta Diki menikahinya, akhirnya pasangan ini melakukan pernikahan secara siri. “Kami menikah, hanya disaksikan kerabat dekat saya,” aku Diki.
Beberapa tahun kemudian, Diki bekerja di sebuah anak perusahaan BUMN di Kota Cilegon. Di kota itulah Diki mengesahkan pernikahannya bersama Desy. “Waktu itu ada program isbath nikah. Saya mendaftarkan diri, kebetulan saya sudah memeluk Islam waktu itu,” terangnya.
Pernikahan mereka memang sudah resmi, namun status Diki dan Desy di mata orangtua Desy belum juga jelas. Desy memang sering pulang setiap tahun di hari raya. Hanya saja Desy tidak pernah mengaku sudah menikah dengan Diki. “Desy sering pulang karena kedua orangtuanya sering sakit-sakitan. Mereka selalu menanyakan Desy, makanya istri saya sering pergi sendirian,” ujarnya.
Setiap bertemu, Desy selalu ditanya tentang masalah jodoh. Kepada orangtuanya, Desy bilang masih ingin fokus berkarier. Padahal Desy ibu rumah tangga tulen. “Desy mengaku, bekerja di perusahaan BUMN di Cilegon. Padahal yang kerja itu saya, bukan dia,” terangnya.
Diki tidak tahu akan merahasiakan pernikahan mereka sampai kapan. Menurutnya, itu tergantung keputusan Desy. “Kalau saya terserah istri. Kalau dia siap mengaku, ya saya juga siap,” akunya. (Sigit/Radar Banten)