SERANG – Fitiryani (14) nampak tidak berdaya terbaring di tempat tidurnya. Dengan tubuh yang terlihat sangat kurus, kondisi warga Kampung Talun RT 02 RW 05, Desa Jiput, Kecamatan Jiput Kabupaten Pandeglang ini sangat memprihatinkan.
Jangankan untuk berjalan kaki, untuk berdiri saja anak dari pasangan Otoh Suriadi (45) dan Saibah (Alm) ini tidak mampu. Hal tersebut terlihat dari kondisi kaki anak keempat dari enam bersaudara ini yang hanya tulang berselimut kulit.
Otoh menuturkan, anaknya tersebut didiagnosa menderita gizi buruk sejak berusia delapan bulan. Namun apalah daya, beban ekonomi dan keterbatasan penghasilan memaksa Otoh tidak bisa berbuat lebih untuk anaknya tersebut.
Saat lahir, anak yang berat badannya hanya 10 Kg ini tidak mengalami kelainan. Semuanya normal seperti anak normal pada umumnya. Entah apa penyebabnya, lambat laun kondisi pertumbuhan Fitriyani tidak baik seperti anak pada umumnya.
Saat awal menyadari putrinya mengalami gangguan pertumbuhan, Otoh berinisiatif membawa Fitri ke Puskesmas Jiput. Saat itu pihak puskesma memberi penanganan dengan memberi makanan tambahan. Namun upaya tersebut tidak memberikan dampak positif yang signifikan. Fitri tak kunjung membaik.
Khawatir dengan kondisi putrinya, pada tahun 2009 Otoh membawa Fitri ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang. Dengan kondisi Fitri yang tidak baik, pihak RSUD Berkah Pandeglang pun menyarankan agar Fitri dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Otoh yang mengalami keterbatasan ekonomi merasa bingung harus mencari biaya untuk keperluan pengobatan Fitri, jangankan untuk biaya proses pengobatan, untuk biaya menuju RSCM Otoh bingung bukan kepalang.
Beruntungnya ada perusahaan dari Jakarta yang mau membantu Otoh. Dengan bantuan tersebut diboyonglah Fitri ke RSCM sesuai rujukan RSUD Berkah Pandeglang.
“Selama sehari di RSCM, lalu dialihkan ke RSUD Serang selama 13 hari. Di RSCM dokter bilang ada kelainan syaraf di otak Fitri,” ujar Otoh, Rabu (1/2).
13 hari perawatan di RSUD Serang tidak memberikan dampak positif yang cukup banyak, Fitri pun terpaksa dibawa kembali ke rumah oleh keluarga.
Sejak keluar dari RSUD Serang pada tahun 2009, pengobatan Fitri hanya bergantung pada Puskesma Jiput. Fitri tidak lagi mendapatkanpenanganan khusus. “Sudah lebih dari lima tahun tidak ada penanganan khusus lagi. Dari Posyandu paling hanya kontrol saja, itu pun tidak rutin. Malah baru sebulan lalu, dapat bantuan lagi berupa makanan tambahan, susu, dan uang tunai sebesar Rp 100 ribu,” paparnya.
Melihat kondisi putrinya yang semakin hari semakin memburuk, Otoh yang bekerja sebagai buruh tani mengaku pasrah. Otoh berharap ada pihak yang tersentuh untuk membantu demi kesembuhan putrinya. “Saya berharap Fitri bisa sembuh, biar bisa jalan lagi,” pungkasnya. (Bayu)