SERANG – Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Prof Fauzul Iman mengungkapkan, UIN Banten telah memiliki 11 orang guru besar, namun tiga orang telah mengalami masa pansiun sehingga jumlahnya berkurang menjadi 8 orang guru besar.
“Dengan dikukuhkannya Bapak Prof Dr H Zakaria Syafe’i, M.Pd, berarti memiliki 9 orang guru besar. Jumlah guru besar ini tentu belum mencapai jumlah ideal bila dipersentasekan 20 % dari jumlah 195 dosen. Modal dasar untuk mencapai persentase ideal tersebut, UIN Banten memiliki dosen bergelar doktor berjumlah 78 orang,” ungkap Fauzul saat pengukuhan Zakaria Syafei sebagai guru besar bidang hukum Islam pada Fakultas Syariah, Rabu (26/7).
Sebagai rektor, ia mendorong kepada para doktor untuk melakukan akselarasi kekaryaan dalam rangka mencapai gelar guru besar. Dari akselarasi ini diharapkan pada tahun 2018, gelar guru besar mencapai target ideal. “Sehingga obsesi dan ketercapaian IAIN Banten untuk menjadi UIN yang kini sudah terwujud benar benar signifian dengan kondisi SDM-nya,” ungkap Fauzul.
Menurutnya, kemenjulangan perguruan tinggi tidak hanya diukur oleh kemewahan dan kemegahan postur gedung dengan segala sumber fasilitasnya. Kemenjulangan perguruan tinngi juga harus dibuktikan dengan kemewahan SDM dan kekaryaan para dosennya. “Hari ini baru saja kita menyaksikan pidato pengukuhan guru besar,, berarti perguruan tinggi kita hari ini telah menambah kekaryaan yang bertajuk sesuai dengan bidang keahliannya sebagai guru besar Fakultas Syariah pada bidang hukum Islam,” ungkap Fauzul.
Pada kesempatan itu, Zakaria Syafe’i mengungkapkan, menjadi seorang guru besar adalah salah satu langkah awal memajukan keilmuan dengan cara terus meningkatkan dan menggali kapasitas ilmu pengetahuan melalui kajian yang mendalam dan komprehensif.
Baginya, menjadi guru besar bukan sebuah prestasi secara akademik, tapi menjadi tantangan besar untuk mampu mandiri sebagai orang yang memiliki kapasitas di bidang keilmuan sesuai bidangnya.
“Capaian ini harus dibarengi dengan menggali pengetahuan seluas-luasnya, bukan berarti guru besar itu berhenti dan dianggap bisa segala-galanya. Tapi justru berangkat dari awal lagi untuk membuktikan bahwa guru besar itu menjadi tumpuan, tempat bertanya, seorang pakar untuk memberikan pencerahan,” ungkap Zakaria.
Menjadi guru besar, lanjut dia, secara akademis bisa menjadi rujukan dan referensi keilmuan. Namun hal itu harus ditunjukkan pula dengan kapasitas keilmuan dengan cara terus menggali ilmu pengetahuan.
Ia pun berharap, UIN Banten kembali bisa melahirkan guru besar yang dibutuhkan untuk kemajuan pengetahuan. “Saya sendiri akan terus mengupayakan menjadi dosen di sini, karena itu sudah tugas dan tanggung jawab dalam mengembangkan keilmuan,” imbuhnya. (Anton Su/antonsutompul1504@gmail.com)