CILEGON – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Cilegon belum berniat menaikkan tarif angkutan meski harga bahan bakar minyak (BBM) sudah mengalami kenaikan. Organisasi yang mewadahi para pengusaha dan sopir angkutan umum itu masih menunggu reaksi para sopir menyikapi harga BBM.
Ketua Organda Kota Cilegon Ma’ruf Muftadi mengaku, sudah mengetahui adanya kenaikan harga BBM sejak pekan lalu. Menurutnya, hingga kemarin belum ada reaksi dari para sopir angkot. “Nanti tunggu reaksi dari sopir angkot dulu seperti apa terhadap kenaikan harga BBM ini,” kata Ma’ruf, Jumat (30/3).
Menurut Ma’ruf, kalau dirinya yang langsung merespons dan mengumpulkan para sopir angkot, hal itu bukan reaksi dari sopir angkot yang sebenarnya. “Itu sama saja ngomporin mereka. Saya tidak mau melakukan hal itu,” ujar Ma’ruf.
Berdasarkan informasi yang ia ketahui, sampai sekarang masyarakat masih diam menyikapi kenaikan harga BBM. “Jadi, tidak perlu diambil pusing. Yang demo saja masih sedikit. Kita belum bisa berbuat apa-apa jika belum ada reaksi dari teman-teman sopir angkot,” tandasnya.
Di sisi lain, sopir angkutan kota di Kota Cilegon juga belum banyak yang mengetahui adanya kenaikan harga BBM. Romli, sopir angkot dengan trayek Cilegon-Serang mengaku, masih menggunakan tarif lama. “Ongkos masih Rp8.000. Saya belum menaikkan ongkos karena saya belum tahu kalau bensin sudah naik. Selain itu, soal kenaikan tarif ini, pihak Dishub (Dinas Perhubungan) juga belum memberikan informasi,” katanya.
Namun demikian, kata Romli, jika memang sudah benar harga bensin mengalami kenaikan, ia akan langsung menaikkan tarif angkotnya kepada para penumpang. “Kalau memang saya sudah tahu bensin naik, pasti saya juga langsung naikkan ongkosnya,” ujar Romli.
Senada dengan Romli, sopir angkot lainnya dengan trayek yang sama, Andri mengaku, belum menaikkan tarif angkotnya. “Belum naik ongkos. Saya kenakan tarif kepada para penumpang Rp7.000. Tapi, memang ada juga yang menggunakan tarif Rp8.000. Ini lantaran tarif untuk trayek Cilegon-Serang masih belum teratur alias acak,” terang Andri.
Kata Andri, jika memang benar harga bensin sudah mengalami kenaikan, pasti dirinya juga sudah menaikkan tarif angkot kepada para penumpang. “Buktinya, saya masih menggunakan tarif yang lama kepada para penumpang,” imbuh Andri. (mam/ibm/ira/RBG)