SERANG – Tingginya angka kriminalitas di Provinsi Banten menjadi sorotan pada silaturahmi Ulama-Umara yang digelar di Gedung Serbaguna Komando Resort Militer (Korem) 064/Maulana Yusuf, Kamis (19/9).
Masing-masing perwakilan baik ulama dan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompimda) yang hadir menyampaikan keprihatinannya atas beberapa kasus kriminalitas yang sangat sadis. Mereka menilai, peristiwa tersebut tidak lepas dari lunturnya budi pekerti akibat pergaulan bebas.
Komandan Korem 064/Maulana Yusuf Kolonel Inf Windiyatno dalam sambutannya mengatakan, masalah kriminalitas yang tinggi dan sadis di Banten cukup memprihatinkan. Terlebih para pelakunya mayoritas dari kalangan remaja atau pemuda. “Ini terjadi karena kepedulian untuk anak remaja semakin kurang,” katanya.
Ia menyerukan agar masyarakat, ulama, pemerintah dan TNI Polri bersinergi mencegahnya. Kemudian, pemerintah memberikan pelajaran muatan lokal yang berkaitan dengan budi pekerti. “Melalui pendidikan diharapkan angka kriminalitas, narkoba dan kejahatan lainnya bisa dicegah. Saya contohkan, Kiai Hasyim Asyari sebelum mengajarkan ngaji, dia beri dahulu pendidikan ahlak,” katanya.
Senada dikatakan Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Banten Irjen Pol Tomsi Tohir. Ia mengatakan, banyak kasus pembunuhan, asusila yang belakangan terjadi di Banten perlu menjadi perhatian bersama seluruh elemen.
Ia menilai, kepedulian terhadap perkembangan anak menjadi kunci melakukan pencegahan kejahatan pada remaja. Ditambah adanya konten materi muatan lokal budi pekerti dalam dunia pendidikan. “Kita melihat perlu perbaikan dan disarankan tadi untuk ada muatan lokal terkait budi pekerti,” katanya.
Tokoh masyarakat Banten Embay Mulya Syarief juga menyampaikan keprihatinannya. “Keprihatinan buat kita semua, bagaimana kondisi Banten yang pernah jadi peradaban Islam di Nusantara kondisi masyarakatnya kita masya Allah tingkat kejahatannya semakin meningkat, semakin sadis,” katanya.
Kata dia, segala sesuatu pasti ada sebabnya. “Suatu fenomena tadi mudah-mudahan bukan fenomena gunung es yang hanya kelihatan pucuknya tapi tidak di bawahnya,” ujar pengurus MUI Banten ini. (Ken Supriyono)