Pandu juga menggarisbawahi pentingnya literasi keuangan untuk menjadi prioritas para pelaku industri jasa keuangan. “Secara garis besar 75% masyarakat Indonesia tidak memiliki akses perbankan. Masalah literasi adalah masalah yang sangat besar dan memang kita harus selalu rajin membicarakan itu. Saya rasa yang paling penting adalah bagaimana menggunakan dana perbankan untuk mengembangkan usaha,” kata Pandu.
Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin,l menegaskan kini pihaknya tengah berusaha untuk memenuhi kebutuhan layanan finansial nasabah.
“Kami melakukan transformasi untuk menyediakan produk dan layanan keuangan serta mengoptimalkan layanan ke nasabah. Dengan mempersiapkan pondasi dalam pelaksanaan transformasi serta implementasi solusi layanan keuangan yang flexible dan scalable berbasis teknologi, kami bertujuan untuk memastikan inklusi keuangan yang lebih besar di Banten dan menjadikan Bank Banten memiliki daya saing tinggi di masa yang akan datang,” ungkap Agus.
Jelang rights issue Bank Banten di Oktober 2021, lanjut Agus, Bank Banten membuka peluang bagi korporasi, individu maupun pemerintah untuk turut menjadi pemegang saham.