LEBAK,RADARBANTEN.CO.ID- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Stasiun Rangkasbitung Ultimate di Kabupaten Lebak direncanakan mulai dilakukan dalam waktu dekat.
Kemenhub melalui Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas 1 Jakarta dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak sudah mensosialisasikan pembangunan Stasiun Rangkasbitung pada 25 Oktober 2023 .
Asisten Daerah (Asda) II Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Ajis Suhendi mengatakan, groundbreaking stasiun akan dilakukan pada akhir Oktober ini.
“Rencananya tanggal 30 Oktober oleh Pak Menhub. Pembangunannya direncanakan sampai Agustus 2024,” katanya Jumat, 27 Oktober 2023.
Stasiun Rangkasbitung Ultimate rencananya akan menampung sekitar 80 ribu penumpang setiap hari, dan menjadikan stasiun ini yang terbesar di Banten. Selain itu keberadaan stasiun ini juga, menjadi yang tersibuk di Banten dalam pelayanan penumpang.
Tidak hanya itu, Stasiun Rangkasbitung Ultimate, akan menjadi ikon bagi Kabupaten Lebak. Rencananya di Stasiun Rangkasbitung akan dibangun pojok oleh-oleh kuliner dan suvenir khas Lebak.
Selama pembangunan berjalan, Pemkab Lebak dan Kemenhub akan menutup perlintasan sebidang Jalan RT Hardiwinangun-Jalan Tirtayasa. Hanya pejalan kaki yang diberikan akses untuk melintasi perlintasan sebidang.
“Kenapa itu ditutup dan hanya diberi akses orang melintas, karena pembangunan stasiun include dengan JPO di dalamnya untuk mengakomodir pejalan kaki dari dan ke stasiun-pasar,” jelas Ajis.
Sementara warga Rangkasbitung, Hidayatullah berharap, dengan adanya penutupan tersebut tidak ada yang dirugikan dan masyarakat bisa mendapatkan manfaat.
Lebih lanjut, menurutnya warga pastinya senantiasa mendukung pembangunan Stasiun Rangkasbitung dalam memajukan Kabupaten Lebak.
“Tentunya kita sangat berharap dengan penutupan ini masyarakat bisa mendapatkan kebermanfaatan, karena pembangunan ini untuk mendukung perkembangan di Lebak,” pungkasnya.
Sebelumnya, penutupan perlintasan sebidang Jalan RT Hardiwinangun-Jalan Tirtayasa mendapat penolakan dari masyarakat dan pedagang. Penutupan perlintasan itu diprotes lantaran menutup akses masyarakat yang akan masuk dan keluar pasar-stasiun Rangkasbitung.
Reporter: Nurandi
Editor: Aditya