PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Wisata Kuliner Pandeglang Berkah tengah menghadapi penurunan omzet lantaran menurunnya daya beli masyarakat saat ini.
Hal itu disampaikan Dewan Pembina Kelompok Pedagang Mikro Anak Indonesia (KPMAI) Norman Irawan.
Norman mengatakan, penurunan omzet ini terjadi sejak setelah lebaran tahun lalu.
“Kalau normalnya dikisaran 70 persen, kalau sekarang ya tidak seperti semaksimal seperti dahulu, kalau sekarang turun drastis drop paling 25 persen lah,” ungkapnya, Rabu 7 Februari 2024.
Dia menjelaskan, pihaknya mencoba berbagai strategi untuk mengatasi kondisi tersebut, seperti melakukan promosi yang agresif dan menciptakan menu-menu terbaru. Namun, sayangnya, upaya tersebut tidak menghasilkan perubahan yang signifikan.
“Mungkin ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan omzet. Kami telah mencoba berbagai cara, termasuk promosi aktif di media sosial dan mencari menu-menu yang sedang tren, namun sepertinya tidak ada perubahan yang signifikan. Mungkin ini terkait dengan penurunan daya beli masyarakat saat ini,” katanya.
Menurutnya, kemungkinan besar orang-orang lebih memilih untuk mengalokasikan uang mereka untuk membeli kebutuhan bahan pokok daripada untuk belanja makanan ringan.
“Mungkin orang-orang lebih memilih untuk membeli kebutuhan pokok dengan uang Rp 50 ribu daripada belanja makanan, karena dengan uang tersebut mereka bisa makan bersama keluarga,” jelasnya.
Namun, untuk menutupi kekurangan omzet, biasanya mereka mengandalkan hari-hari tertentu yang paling ramai, seperti akhir pekan dan malam Minggu, ketika banyak orang muda yang berkumpul untuk mencari tempat makan.
“Pada malam Minggu, biasanya lebih ramai. Para pelaku UMKM di sini saling mendukung untuk menutupi kekurangan omzet di hari-hari biasa, kecuali jika hujan,” katanya.
Meskipun mengakui bahwa mereka mengalami keterbatasan, terutama dalam hal modal, untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik usaha mereka, mereka tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik dengan harga yang terjangkau.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengajukan bantuan kepada pihak swasta untuk memperbaiki perlengkapan yang sudah rusak dan kusam.
“Kami menyadari bahwa kami memiliki keterbatasan dalam hal modal untuk meningkatkan fasilitas kami. Namun, kami berusaha untuk tetap memberikan pelayanan terbaik dengan harga yang terjangkau. Kami juga berharap untuk mendapatkan bantuan dari pihak swasta untuk memperbaiki perlengkapan yang rusak, seperti tenda dan kursi,” tandasnya. (*)
Editor Bayu Mulyana