PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Kasus demam berdarah dengue (DBD) mulai menunjukkan tren kenaikan yang signifikan. Sejak awal Januari 2024, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang telah menerima total sekitar 144 pasien diagnosis penyakit dari gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.
Wadir Pelayanan RSUD Berkah Pandeglang, Dr. H. Kodiat Juarsa mengungkapkan, tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada bulan Februari ini mencapai angka 108 pasien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut. Mayoritas pasien yang didiagnosis mengalami DBD berusia dewasa.
“Sebagian besar pasien DBD yang sedang dirawat di RSUD Berkah Pandeglang adalah dewasa, meskipun sekitar sepertiganya adalah anak-anak,” ungkapnya, Jumat 23 Februari 2024.
Hingga 22 Februari 2024 hari Kamis kemarin, masih terdapat sekitar 26 pasien DBD yang sedang menjalani perawatan di RSUD Berkah Pandeglang.
Dr. Kodiat menyampaikan, berdasarkan data yang diperoleh RSUD Berkah Pandeglang, jumlah pasien yang dirawat selama periode Januari hingga akhir Februari 2024 ini tergolong tinggi.
Menurutnya, dari jumlah yang cukup signifikan ini, total pasien DBD yang menjalani perawatan di RSUD Berkah Pandeglang tak bisa dijadikan acuan, besar kemungkinan di Rumah Sakit (RS) lain kasus yang terjadi di lapangan bisa lebih tinggi.
“Perlu dicatat bahwa jumlah tersebut hanya mencakup pasien yang dilayani di RSUD Berkah Pandeglang, bukan di seluruh kabupaten. Pada bulan Januari ada 144 pasien DBD, dan pada bulan Februari tercatat 108 pasien DBD. Namun, jika kita coba memprediksi hingga akhir minggu ini, kira-kira tidak akan terjadi peningkatan yang signifikan,” ucapnya.
Ia menyampaikan, dari sekian banyaknya pasien DBD yang menjalani perawatan di RSUD Berkah Pandeglang, tidak ada yang sampai mengalami meninggal dunia.
“Beberapa pasien yang kami terima dan dirawat, Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada yang meninggal dunia,” tuturnya.
Dengan tren DBD yang menunjukkan semakin meningkat, terutama dengan pasien yang harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS), hal ini tentunya memerlukan perhatian serius dari pemerintah daerah.
Dr. H. Kodiat Juarsa menjelaskan, jika ditemukan kasus positif DBD, baik di komplek pemukiman maupun di kampung, hal tersebut perlu ditindaklanjuti dengan serius mengingat saat ini ratusan pasien sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Berkah Pandeglang.
“Ada mekanisme yang jelas, jika ditemukan kasus positif DBD, maka hal tersebut harus dilaporkan kepada dinas kesehatan maupun puskesmas setempat. Selanjutnya, akan dilakukan penyelidikan epidemiologi,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa melakukan fogging saat ditemukan kasus positif DBD tidak selalu menjadi keputusan yang tepat, karena keputusan untuk melakukan fogging atau tidaknya sebaiknya diserahkan kepada dinas kesehatan yang lebih memahami mekanisme tersebut.
“Keputusan untuk melakukan fogging atau tidaknya didasarkan pada kriteria tertentu, sehingga teman-teman dari puskesmas dan dinas kesehatan yang lebih paham mengenai hal tersebut,” tegasnya.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari berkumpulnya air di tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Langkah-langkah pencegahan ini diharapkan dapat membantu mengurangi penyebaran DBD.
Reporter: Moch Madani Prasetia
Editor: Aditya