LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Atasi harga beras yang mahal, Perum Bulog Lebak-Pandeglang telah menyalurkan 1.900 ton beras program Stabilitas Pangan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Humas Perum Bulog Kantor Cabang Lebak-Pandeglang, Agus Prakoso mengatakan, total ada 1.900 ton beras SPHP yang sudah tersalurkan di Kabupaten Lebak dan Pandeglang untuk membantu masyarakat.
“Beras SPHP disalurkan ke toko-toko pengecer dan ritel modern. Jumlah toko pengecer di Lebak dan Pandeglang masing-masing 129 toko,” kata Agus, Selasa 27 Februari 2024.
Agus menyampaikan penyaluran beras SPHP oleh Perum Bulog, akan terus dilakukan setelah Bulog mendapat penugasan dari Kepala Badan Pangan Nasional.
Lebih lanjut Agus menyebutkan, program beras SPHP yang disalurkan bertujuan untuk menjaga ketersediaan stok beras dan membantu masyarakat untuk mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau.
“Program penyaluran beras SPHP juga merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menekan angka inflasi,” ujar Agus.
Sementara warga Warunggunung, Radit mengungkapkan sangat terbantu dengan adanya beras SPHP, karena harga beras di pasaran sedang mahal sehingga warga kesulitan.
“Kalo di pasar mahal ya, Rp15.000 – Rp18.000 per kilogram, kalo disini cuma Rp39.500 yang lima kilogram, Alhamdulillah terbantu ya,” tutur Radit.
Ia berharap, semoga harga di pasaran segera turun karena saat ini harganya kian mahal sehingga membebani warga yang berpenghasilan kecil.
“Jadi segera turun harganya, kalo mahal terus kaya gini kita sangat kesulitan, karena kalo kaya gini terus kita bisa susah kelaparan,” pungkasnya.
Sebelumnya Satgas Pangan Lebak telah menyalurkan ratusan beras karung beras SPHP melalui operasi pasar yang digelar di beberapa kecamatan oleh Polres Lebak dsn Bulog Lebak.
Diketahui, harga beras di Pasar Rangkasbitung harganya semakin naik. Untuk beras premium harganya menembus Rp18.000 per liter dan beras biasa atau KW II Rp15.000 per liter.
Harga yang mahal tersebut, membuat warga harus terpaksa beralih dari beras premium ke beras berkualitas biasa lantaran harganya yang makin mahal.
Reporter: Nurandi
Editor: Aditya