PANDEGLANG,RADARBANTEN.CO.ID–Kabupaten Pandeglang pernah memiliki kisah para pejuang berani mati saat mengusir Belanda. Kisahnya itu pun kini diabadikan dalam sebuah tugu yang diberi nama Tugu Pasukan Sancang Lodaya Sektor 15 dan telah dibangun sejak tahun 70an.
Tugu ini terletak di pertigaan Mengger, Kabupaten Pandeglang. Menurut catatan sejarah, tugu ini dibangun untuk mengenang pertempuran para pasukan berani mati yang dipimpin oleh seorang tokoh bernama Tb. Ahmad Ghozali.
Sebagaimana perlu diketahui, tokoh kharismatik yang lebih akrab dikenal dengan sebutan ‘Gojali Buntung’ ini berhasil mengusir Belanda pada tahun 1949, bertepatan dengan serbuan Agresi Militer II di Indonesia.
Tugu ‘Gojali Buntung’ memiliki posisi strategis yang menghadap langsung ke arah Labuan. Letaknya yang berada di atas memberikan pandangan luas menghadap perlintasan jalan raya.
Warga setempat Yudi mengatakan monumen ini, meski telah dibangun puluhan tahun yang lalu. Namun jarang mendapat perawatan yang memadai. Saat ini, monumen tersebut tampak terbengkalai lantaran minimnya perhatian dari pemerintah setempat maupun komunitas lainnya.
“Ya kalau dilihat kondisinya sih ya kurang layak, karena tadinya ini banyak tumbuhan yang tinggi seperti rumput liar. Kalau dari pemerintah setempat enggak ada sama sekali,” kata Yudi saat diwawancarai di lokasi, Senin 1 Juli 2024.
Menurutnya, itupun untuk perawatan seadanya yang dilakukan hanya oleh warga saja, dikarena tugu perjuangan itu penuh dengan tumbuhan liar.
“Iya ini mah asli dari warga aja kalau bersih-bersih gitu masyarakat di Mengger,” tuturnya.
Lanjutnya, tugu bersejarah ini menjadi saksi bisu dalam perjuangan melawan penjajah Belanda, di mana digunakan sebagai tempat bersembunyi dan penyimpanan alat peperangan pada masa itu.
Warga lainnya Encup mengatakan Tugu Gojali Buntung bersejarah itu merupakan simbol kebanggaan Pandeglang sejak masa penjajahan Belanda dahulu yang memberikan kontribusi kepada negara sehingga sampai saat ini kita merdeka.
Menurutnya, jika melihat tugu bersejarah yang terkesan terbengkalai seperti itu, artinya kita juga tidak mengenang jasa pejuang pada masa dahulu.
“Kita hanya tinggal melanjutkan merawat simbol itu, bahwa itulah kebanggaan masyarakat kita dan kebanggaan bangsa kita secara umum,” ucapnya.
Ia menyayangkan kepada pemerintah setempat yang memang seharusnya lebih merawat, karena itu merupakan bagian kebudayaan sejarah yang harus dijaga.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pandeglang, Heryana mengatakan pihaknya saat ini belum memiliki anggaran yang tercukupi untuk pemeliharaan tugu bersejarah tersebut.
“Untuk kondisi perawatan emang saat ini masih swadaya, dalam artian kita dari sisi pemerintah belum punya anggaran yang cukup, tapi Alhamdulillah banyak sekali komunitas maupun masyarakat yang peduli dalam memelihara tugu tersebut,” ucapnya.
Ia mengaku Tugu Gojali Buntung itu kondisinya kurang terawat, ditambah lagi posisi tugu dibagian depan terhalangi pedagang sehingga terlihat kurang elok ketika dipandang.
“Ya harapannya kita bersama-sama pemerintah dan masyarakat kita menjaga tugu itu biar generasi muda tahu, bahwa pernah ada sejarah ada seorang pahlawan Pandeglang yakni Gojali Buntung pahlawan upaya dalam melawan penjajah,” pungkasnya. (*)
Reporter: Moch Madani Prasetia
Editor: Agung S Pambudi