SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Pengamat politik dan kebijakan publik, Ahmad Susuri memandang bahwa PDIP saat ini masih menunggu lobi dan negoisasi para king maker pusat. Makanya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum juga mengumumkan nama bakal calon gubernur Banten yang jadi jagoannya.
Ia menyebut, strategi PDIP dalam menghadapi Pilkada Banten ini berubah, pasca mundurnya Airlangga Hartanto dari kursi Ketua Umum Partai Golkar.
“Iya menimbang ulang, potensi Golkar pasca Airlangga membuat peta koalisi dan strategi PDIP berubah,” ujar Sururi kepada Radar Banten.
Untuk diketahui, PDIP telah mengumumkan 305 calon kepala daerah (cakada) yang akan dimajukan di Pilkada serentak. Dari 305 cakada itu, 13 diantaranya merupakan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Banten. Namun, dari 13 nama itu tidak ada nama Airin Rachmi Diany maupun Ade Sumardi yang belakangan ini namanya senter akan di majukan di Pilkada Banten.
Pengumuman cakada yang
diusung PDIP disampaikan oleh Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Menurut Sururi, di Pilkada Banten, posisi Cagub dari PDIP belum aman. Untuk maju di Pilkada Banten, PDIP harus berkoalisi dengan Golkar sedangkan disisi lain Golkar berpotensi ke depan merapat ke Koalisi Banten Maju (KBM) pasca Airlangga mundur.
“Kenapa Mega tidak menyebut Cakada dari Banten? Jawabnya karena dua alasan, pertama PDIP menunggu respon selanjutnya dari Golkar, apakah tetap mencalonkan Airin sebagai Cagub dan berkoalisi dengan PDIP untuk posisi Cawagub,” ungkapnya.
“Kedua, ini jadi bagian strategi politik attack atau menyerang lawan politik dari PDIP sebagai partai besar yang tidak ingin terlihat lemah di mata lawan politik dan persepsi publik,” imbuhnya.
Dilain sisi, partai yang tergabung dalam KBM terus bergerak dalam mensosialisasikan pasangan Andra Soni – Dimyati Natakusumah. Gerakannya semakin masif hingga ke pelosok perkampungan di Banten. (*)
Editor: Bayu Mulyana