CILEGON,RADARBANTEN.CO.ID-Fenomena manusia gerobak masih banyak ditemukan di sudut-sudut Jalan Protokol Kota Cilegon.
Biasanya mereka beraksi setiap Jumat dengan membawa keluarganya. Mereka mengharap belas kasih pengendara kendaraan maupun dari masyarakat.
Manusia gerobak sendiri merupakan istilah yang merujuk pada sejumlah gelandangan dan pengemis (Gepeng) dan pemulung yang berkeliling menarik gerobak.
Dengan kondisi tersebut, berpotensi menimbulkan permasalahan sosial di tengah upaya Pemerintah Daerah gencar melakukan perubahan mewujudkan Cilegon Baru, Modern dan Bermartabat.
Pantauan di lokasi pada Jumat sekira pukul 10.00 WIB tampak berjejer puluhan dari manusia gerobak di sudut-sudut Jalan Protokol. Mereka menyandarkan gerobaknya di pinggir jalan menunggu belas kasihan.
Tak sedikit dari mereka berasal dari luar Cilegon, yang sengaja datang ke Cilegon untuk mencari nafkah dengan cara mengemis dan memulung di Kota industri tersebut.
Seperti Rohman, manusia gerobak asal Serang ini sengaja berkeliling di sepanjang jalan protokoler Kota Cilegon untuk mencari penghasilan. Selain memulung, ia juga mengharap belas kasihan dari masyarakat.
“Sehari-hari saya mulung di Cilegon, tapi kalau setiap hari Jumat saya kelilingnya di sepanjang jalan protokol. Karena kalau Jumat itu di sini ada Jumat berkah. Jadi banyak masyarakat yang ngasih makanan ada juga uang,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cilegon Damanhuri membenarkan bahwa sebagian besar manusia gerobak ini berasal dari luar Cilegon yang sengaja datang memulung atau mengemis di Cilegon.
“Kebanyakan dari luar Cilegon, karena ada memang beranggapan di hari Jumat itu banyak orang bersedekah, sehingga banyak yang ke Cilegon,” katanya saat ditemui di kantornya.
Dengan fenomena itu, dirinya juga meminta kepada dinas terkait dalam hal ini Dinas Satpol PP untuk melakukan pengawasan.
“Ya minimal di titik titik rawan itu harus ada petugas Satpol PP, karena mereka takutnya sama Satpol PP. Jadi saya harap ada rutin razia di hari Jumat,” katanya.
Karena menurutnya, manusia gerobak maupun anak jalanan atau gepeng yang terjaring razia dan di serahkan ke Dinsos, sebagian telah dilakukan pembinaan atau edukasi, karena biar bagaimana pun orang tua jadi pemulung, akan tetapi anaknya tetap harus sekolah.
Reporter: Raju
Editor: Agung S Pambudi