LEBAK,RADARBANTEN.CO.ID-Mengikuti jejak ayahnya, Hamdani (49), warga Kampung Neglasari, Desa Kandangsapi, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, telah berhasil memasarkan batu alamnya hingga ke pasar internasional.
Batu alam yang dihasilkannya dikenal berkualitas tinggi sebagai bahan bangunan, terutama untuk konstruksi rumah.
“Saya biasanya menjual ke pasar lokal, tetapi terkadang juga ke luar negeri, seperti Qatar, Jepang, dan Amerika. Baru-baru ini, saya berkunjung ke Jepang, meski batu tersebut diolah terlebih dahulu di Jawa,” ungkap Hamdani kepada RADARBANTEN.CO.ID pada Selasa, 7 Oktober 2024.
Omzet bisnis batu alamnya rata-rata mencapai Rp12 juta setiap minggu, dengan total bulanan sekitar Rp48 juta. Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, ia mempekerjakan empat orang tetangga di tambangnya.
Usahanya ini merupakan warisan dari ayahnya, dan Hamdani telah menekuni bisnis ini selama 15 tahun secara mandiri, menggali batu alam dari lahan seluas satu hektar.
Untuk mendapatkan batu templek dengan kualitas terbaik, ia harus menggali hingga kedalaman 10 meter, dan saat ini dibantu dengan alat berat.
“Batu-batu ini dipahat menjadi kepingan berukuran 30 cm hingga 60 cm sesuai permintaan. Kami adalah satu-satunya produsen di Banten, dan karena kualitas serta keunikannya, produk kami diminati di pasar luar negeri,” jelasnya.
Namun, Hamdani juga menyadari bahwa bisnisnya sering mengalami fluktuasi. Di bulan-bulan tertentu, seperti Ramadan dan Idul Fitri, permintaan menurun karena proyek konstruksi tidak berjalan aktif.
“Kebanyakan batu kami digunakan untuk proyek rumah. Saat puasa, banyak pekerja yang libur, meskipun tetap ada pesanan. Kami tetap menjalani semua ini,” tutupnya.
Reporter: Nurandi
Editor: AGung S Pambudi