SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Dua bulan terakhir, terjadi enam kejadian bencana yang diakibatkan cuaca ekstrem. Keenam bencana itu terjadi di lima kecamatan di Kabupaten Serang.
Anggota Pusdalops pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang, Jhoni Ewangga, mengatakan bahwa enam kejadian tersebut terjadi selama kurun waktu Oktober dan November 2024. Yakni, tiga kejadian pada Oktober dan tiga kejadian terjadi pada November.
“Ada enam kejadian, Oktober tiga kejadian yaitu di Kecamatan Tunjung Teja, Jawilan, dan Kecamatan Cinangka. Lalu bulan November tiga kejadian, yaitu Kecamatan Cinangka, Cikeusal, dan Kecamatan Baros,” katanya, Rabu, 6 November 2024.
Ia mengungkapkan, pada masa peralihan musim seperti sekarang ini, ada sejumlah dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem. Yakni, bencana puting beling seperti yang terjadi di Kecamatan Cikeusal beberapa waktu lalu.
“Akibatnya ada banyak pohon tumbang, bahkan ada juga pohon yang menimpa rumah. Lalu banyak juga atap rumah warga yang rusak. Kemarin ada empat desa yang terdampak di Kecamatan Cikeusal,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, ada dua wilayah yang menjadi daerah rawan terjadi angin kencang, yakni di Serang Barat dan Serang Selatan. Hal itu berdasarkan data kasus yang terjadi dua bulan terakhir.
“Berdasarkan laporan sering terjadi di dua wilayah tersebut. Masyarakat di dua daerah itu harus waspada, karena kan dua daerah itu di wilayah pegunungan dan juga pemukimannya cukup padat. Di sana masih banyak pepohonan sehingga meningkatkan resiko pohon tumbang yang bisa menimpa rumah warga,” tegasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk melakukan langkah-langkah antisipasi dengan mengecek struktur bangunan rumah dan melakukan penebangan pepohonan yang dapat membahayakan.
“Jadi mengidentifikasi tanaman-tanaman yang sekiranya roboh bisa menimpa bangunan rumah. Nah, ini harus diantisipasi sehingga ketika terjadi angin kencang tidak menyebabkan hal yang fatal,” ujarnya.
Editor: Agus Priwandono