PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Aplikasi penghasil uang berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) bernama SAI Robot yang sempat populer kini terbukti sebagai investasi bodong. Sejumlah warga Kabupaten Pandeglang menjadi korban dari aplikasi yang terbukti menipu, setelah menjadi bagian dari skema Ponzi yang hanya mengandalkan rekrutmen anggota baru untuk memperoleh profit, tanpa ada produk atau layanan nyata.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika Sandi dan Statistik (Diskomsantik) Kabupaten Pandeglang, Tb. Nandar Suptandar sebelumnya telah berulang kali mengingatkan masyarakat, mengungkapkan keprihatinannya atas penipuan yang terjadi. Ia menegaskan, aplikasi semacam ini seringkali menjanjikan keuntungan besar, namun berakhir dengan penipuan.
“Kan saya sudah berulang kali menyampaikan bahwa masyarakat jangan percaya lah dengan aplikasi yang menjanjikan keuntungan besar,” tegasnya, Rabu, 6 November 2024.
Tb. Nandar mengaku sempat mencegah seseorang yang menawarkan aplikasi SAI Robot kepadanya. Ia mengingatkan orang tersebut untuk tidak mengajak orang lain, karena ia sudah menduga aplikasi ini akan berakhir dengan skema penipuan.
“Aplikasi ini mirip skema Ponzi. Nama aplikasinya bisa berganti-ganti, tapi modusnya tetap sama: mengajak orang untuk bergabung dan mendapatkan bonus dari rekrutmen, yang ujung-ujungnya hanya scam,” ujarnya.
Sebagai informasi, aplikasi SAI Robot yang belakangan viral, kini telah terbukti menipu banyak anggotanya, termasuk beberapa warga Pandeglang yang malu untuk melapor.
“Betul, sudah terjadi scam di Pandeglang. Kami mendeteksi ada masyarakat yang jadi korban, meski mereka malu melapor,” tambah Nandar.
Nandar menyebutkan bahwa beberapa rekan media hampir menjadi korban aplikasi ini. Ia sempat memberikan peringatan kepada mereka setelah mendengar klaim keuntungan fantastis dari testimoni palsu yang beredar.
“Dari teman-teman media juga ada yang hampir jadi korban. Mereka bilang ada saudara dan keluarga yang mengaku sudah dapat jutaan rupiah, tapi nyatanya tidak seperti itu,” ungkapnya.
Selain itu, aplikasi ini juga mulai menyasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dan tenaga kesehatan di Puskesmas-puskesmas di Pandeglang. Menurut Nandar, modus seperti ini bukanlah hal baru, hanya berganti nama untuk terus menarik korban.
“Oleh karena itu, saya imbau kepada masyarakat, terutama ASN dan non-ASN, untuk berhati-hati dan tidak tergiur dengan aplikasi semacam ini, apalagi yang menjanjikan keuntungan cepat dan besar,” tegasnya.
Editor : Merwanda