SERANG,RADARBANTEN.CO.ID- Pencemaran Sungai Ciujung disebut berdampak sangat buruk bagi warga yang tinggal di kecamatan-kecamatan yang teraliri oleh Sungai Ciujung. Salah satu kecamatan yang terdampak cukup parah ialah Kecamatan Tanara.
Kepala Desa Cibodas, Kecamatan Tanara Ubaidillah mengatakan, pencemaran yang terjadi di Sungai Ciujung sudah sangat parah dan berdampak buruk bagi warga yang tinggal dekat dengan aliran sungai.
“Dampaknya sangat luar biasa, baik dari pertanian, lingkungan dan pertambakan. Karena limbah tersebut sangat mencemari, di tambak itu udang banyak yang stres, hasil tambak berkurang,” katanya, Sabtu 9 Agustus 2024.
Ia mengaku, pencemaran Sungai Ciujung juga sangat berdampak terhadap pertanian yang ada di Kecamatan Tanara. Pasalnya, sawah yang ada di Tanara merupakan sawah tadah hujan sehingga sangat bergantung dengan air dari aliran Sungai Ciujung.
“Jadi para petani menggunakan pompanisasi agar bisa ngambil air dari Sungai Ciujung supaya bisa dialirkan ke sawah mereka,” ujarnya.
Namun, apabila kondisi air sungai sedang tercemar, para petani tidak dapat menyedot air sungai dengan pompanisasi karena akan membahayakan tanaman padi milik mereka.
“Kalau keadaan sungai lagi tercemar itu tidak bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Makanya kami masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Ciujung itu sering gagal panen,” tegasnya.
Bahkan, pada tahun ini, ada seluas 29 hektare sawah di Kecamatan Tanara yang mengalami puso.
Ia mengungkapkan, pada saat terjadinya pencemaran, kondisi air sungai akan berubah warna menjadi hitam pekat. Bahkan, menimbulkan bau busuk yang menyengat. “Pokoknya di wilayah Kecamatan Tanara, Carenang, Tirtayasa dan Lebakwangi semua terdampak,” pungkasnya.
Editor : Aas Arbi