PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Para pembuat ikan asin di Kampung Teluk, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan baku.
Beberapa pekan terakhir, pasokan ikan dari para nelayan mengalami kelangkaan.
“Ikan masih langka, cuacanya kan enggak bisa diprediksi,” kata Sakrodi (52), pembuat ikan asin di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Teluk, Jumat, 10 Januari 2025.
Sakrodi mengungkapkan, biasanya ia mampu mengolah hingga 200 kilogram ikan asin per hari. Namun, saat ini produksi turun drastis, hanya sekitar 50 kilogram.
“Sudah tiga pekan terakhir para nelayan enggan melaut, jadi berdampak pada kelangkaan ikan untuk kami para pembuat ikan asin,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, harga ikan juga melonjak tajam hingga dua kali lipat dari harga normal.
“Sekarang satu kilo harganya tinggi, sampai Rp 35 ribu, padahal biasanya cuma Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu,” ujarnya.
Keluhan serupa juga disampaikan Sarkim (60), pembuat ikan asin lainnya. Ia menyebut, gelombang tinggi dan ombak besar menjadi faktor utama nelayan enggan melaut.
“Gelombang tinggi dan ombak besar membuat nelayan enggak melaut, jadi berpengaruh ke kami sebagai pembuat ikan asin,” keluhnya.
Sarkim menyebutkan, produksi hariannya turun drastis.
“Biasanya saya bisa membuat ikan asin sekitar 100 kilogram per hari. Sekarang cuma 15 sampai 20 kilogram saja,” kata Sarkim.
Ia menjelaskan, harga ikan dari nelayan pun melonjak signifikan.
“Saya biasa beli ikan dari nelayan Rp 15 ribu per kilogram, dan dijual kembali ke konsumen seharga Rp 45 ribu per kilogram,” tandasnya.
Beberapa jenis ikan yang biasa diolah menjadi ikan asin, seperti ikan kacang-kacangan, tembang, banjar, dan layur, kini semakin sulit didapat. Para pembuat ikan asin berharap cuaca segera normal agar pasokan ikan kembali melimpah dan produksi bisa berjalan seperti biasa.
Editor:Agus Priwandono