LEBAK,RADARBANTEN.CO.ID-Gelombang kemarahan warga Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, terus memuncak. Warga menganggap laporannya terkait dengan galian ilegal tak ditanggapi oleh Polda Banten dan Polres Lebak.
Diketahui warga sudah membuat laporan aduan ke Polres Lebak sebanyak dua kali pada pada 3 Desember 2024 dan 16 Desember 2024 lalu, namun saat itu hanya menghasilkan musyawarah dan tidak menemui titik terang yang akhirnya berujung aksi penolakan.
Selanjutnya pada 6 Januari 2025 lalu, warga kembali melaporkan galian tanah ilegal ke Mapolda Banten namun hingga saat ini laporan tersebut tak mendapat respon lanjutan dari pihak kepolisian.
Wadde, salah seorang warga, menegaskan bahwa kemarahan masyarakat sudah mencapai puncaknya. Warga semakin geram karena laporan mereka terkait aktivitas tambang ilegal, yang telah diajukan sebanyak tiga kali dua kali ke Polres Lebak dan terakhir ke Polda Banten, hingga kini belum mendapat tindak lanjut.
“Kami sudah siap masuk penjara kalau harus bertanggung jawab atas kerusakan ban bekas itu. Tapi dengan satu syarat, polisi juga harus menangkap pelaku tambang ilegal yang merusak desa kami,” tegas Wadde kepada Radar Banten, pada Minggu 12 Januari 2025.
Menurutnya, warga semakin geram karena laporan mereka terkait aktivitas tambang ilegal, hingga kini belum mendapat tindak lanjut. Malah para terduga pelaku masih berkeliaran bebas.
“Tambang ilegal di Desa Mekarsari kini telah disegel oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten. Namun, pelaku tambang hingga saat ini belum diproses secara hukum, yang membuat warga semakin resah,” ujarnya.
“Dampak yang ditimbulkan oleh tambang ilegal tersebut tidak main-main. Infrastruktur desa, termasuk jalan dan sawah, mengalami kerusakan parah. Tidak hanya itu, aktivitas sosial masyarakat juga terganggu akibat konflik yang terus memanas,” lanjutnya.
Warga Mekarsari mendesak pihak berwenang untuk segera menindak tegas pelaku tambang ilegal dan memberikan keadilan atas laporan masyarakat yang selama ini terabaikan. Jika tidak, potensi konflik yang lebih besar mungkin sulit dihindari.
Reporter: Nurandi
Editor: Agung S Pambudi