SERANG, RADARBANTEN.CO.ID- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tarif listrik sumbang deflasi di Banten. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami deflasi sebesar 12,23 persen. Tarif listrik memiliki andil deflasi sebesar 1,64 persen (month to month) dan 1,67 persen (year to year).
Hal itu akibat adanya diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang diberikan pemerintah bagi pelanggan sampai dengan 2.200 VA.
Kepala BPS Provinsi Banten Faizal Anwar mengatakan, tingkat deflasi month to month (m-to-m) Provinsi Banten bulan Januari 2025 sebesar 1,05 persen dan tingkat deflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,05 persen.
Selain tarif listrik, ada beberapa komoditi lainnya yang juga memberikan andil deflasi (m-t-m), yaitu bawang merah 0,03 persen; serta angkutan udara, ketimun, dan kacang panjang yang masing-masing memberikan andil 0,02 persen.
Sedangkan untuk deflasi (y-on-y), selain tarif listrik yang menyumbang 1,67 persen, ada juga tomat 0,22 persen; beras 0,13 persen; cabai merah 0,05 persen; dan bensin 0,03 persen.
Pada kesempatan itu, Faizal juga mengatakan pada Januari 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Banten sebesar 0,85 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,49. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Pandeglang sebesar 1,73 persen dengan IHK sebesar 105,91.
Secara (m-t-m), komoditi yang menjadi penyumbang utama inflasi yakni cabai rawit 0,27 persen; cabai merah 0,18 persen; minyak goreng 0,04 persen; sewa rumah 0,04 persen; serta bensin 0,03 persen. Sedangkan secara (y-on-y), penyumbang utamanya yaitu emas perhiasan 0,27 persen; kopi persen 0,24 persen; cabai rawit 0,21 persen; minyak goreng 0,18 persen; dan sigaret kretek mesin 0,13 persen.
Editor : Aas Arbi