LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Kekurangan ranjang atau tempat tidur pasien di Kabupaten Lebak menjadi masalah serius yang memengaruhi pelayanan kesehatan.
Saat ini, Kabupaten Lebak hanya memiliki empat rumah sakit dengan total sekitar 750 ranjang pasien. Sementara, jumlah penduduk Lebak mencapai 1,5 juta jiwa.
Dengan rasio ideal satu unit ranjang pasien untuk setiap 1.000 penduduk, Lebak seharusnya memiliki sekitar 1.500 unit ranjang pasien.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Budhi Mulyanto, mengungkapkan bahwa saat ini Lebak kekurangan hampir separuh jumlah ranjang pasien yang dibutuhkan.
“Rasio kamar tidur dengan jumlah penduduk di Kabupaten Lebak masih jauh dari ideal. Kami masih membutuhkan lebih banyak tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya kepada wartawan, Kamis, 6 Februari 2025.
Empat rumah sakit yang ada di Lebak adalah RSUD dr Adjidarmo dengan 342 ranjang pasien, Rumah Sakit Misi dengan 150 ranjang pasien, dan dua rumah sakit lainnya adalah RS Kartini dan RSUD Malingping yang tidak mampu menampung lonjakan pasien.
Akibatnya, rumah sakit di Lebak sering kali penuh dan kesulitan dalam menerima pasien.
Budhi menambahkan, untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Kabupaten Lebak akan fokus pada penguatan pelayanan kesehatan primer, yang meliputi layanan kesehatan dasar yang dapat diakses masyarakat secara mudah.
Layanan ini bertujuan untuk mencegah pasien datang ke rumah sakit dengan menyediakan fasilitas seperti Puskesmas dan klinik kesehatan yang dapat menangani penyakit ringan hingga sedang.
“Program utama kami di tahun 2025 adalah Integrasi Layanan Primer (ILP), yang berfokus pada langkah-langkah preventif. Kami berharap angka kesakitan dapat ditekan sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke rumah sakit,” jelasnya.
Anggota Komisi III DPRD Lebak, Regen Abdul Aris, juga menyampaikan harapannya agar Dinas Kesehatan Lebak dapat lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Ia menekankan pentingnya alokasi anggaran yang tepat untuk mendukung sektor kesehatan yang lebih baik.
“Masyarakat harus mendapatkan pelayanan yang terbaik, terutama dalam hal kesehatan. Dinkes harus bisa mengelola anggaran dengan bijaksana agar pelayanan lebih optimal,” katanya.
Editor: Agus Priwandono