PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pandeglang mencatat inflasi bulan ke bulan (month to month/m-to-m) pada Maret 2025 mencapai 2,25 persen. Angka ini melonjak dibanding dua bulan sebelumnya yang mengalami deflasi, yakni -1,72 persen pada Januari dan -0,37 persen di Februari 2025.
Kepala BPS Pandeglang Achmad Widijanto mengatakan, inflasi Maret 2025 bahkan lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada Maret 2024, inflasi bulanan hanya sebesar 0,98 persen.
“Kalau kita lihat grafik perkembangan m-to-m, dua bulan pertama masih di bawah kondisi 2024. Tapi memasuki Maret 2025, inflasinya justru melebihi tahun lalu. Artinya ada peningkatan signifikan dibanding bulan sebelumnya,” kata Achmad dalam siaran pers yang dikutip Radarbanten.co.id, Sabtu 12 April 2025.
Achmad menjelaskan, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menyumbang andil terbesar terhadap inflasi, yakni sebesar 1,08 persen. Disusul kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,27 persen.
“Sementara kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 12,15 persen dengan andil 0,85 persen. Ketiga kelompok ini menunjukkan kenaikan inflasi yang cukup signifikan,” jelasnya.
Khusus untuk kelompok perumahan, lanjut Achmad, kenaikan inflasi dipengaruhi oleh tarif listrik yang kembali normal setelah sebelumnya sempat dipotong 50 persen pada Januari dan Februari 2025.
Achmad Widijanto mengungkap sejumlah komoditas penyumbang utama inflasi bulanan (month to month/m-to-m) di Maret 2025. Di antaranya adalah tarif listrik, bawang merah, makanan ringan, daging ayam ras, udang basah, sigaret kretek mesin, baju anak stelan, baju kaos tanpa kerah, kopi bubuk, dan baju muslim wanita.
“Sedangkan komoditas yang menyumbang deflasi m-to-m antara lain jengkol, jeruk, telur ayam ras, kangkung, mi kering instan, apel, salak, kentang, ikan bawal, dan wortel,” ujarnya.
Selain mencatat inflasi bulanan, BPS juga mencatat inflasi tahunan (year on year/y-on-y) Pandeglang pada Maret 2025 sebesar 0,99 persen dibanding Maret 2024. Angka ini menjadikan Pandeglang sebagai daerah dengan inflasi tahunan tertinggi di Provinsi Banten.
“Sedangkan Kota Serang jadi wilayah dengan inflasi terendah, yakni 0,25 persen,” kata Widijanto.
Ia menambahkan, inflasi tahunan ini mencerminkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,09 pada Maret 2024 menjadi 107,14 di Maret 2025.
Editor: Mastur Huda