LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Kenaikan harga kedelai yang terus terjadi dalam beberapa pekan terakhir membuat sejumlah perajin tahu di Kabupaten Lebak, terpaksa mengambil langkah berat. Salah satunya Agus, seorang perajin tahu asal Rangkasbitung, yang mengaku terpaksa merumahkan beberapa karyawannya akibat biaya produksi yang melonjak tajam.
Naiknya harga kacang kedelai impor di pasaran yang mencapai angka Rp 11.000 sampai Rp 12.000 perkilogram membuat sejumlah perajin tahu dan tempe menjerit.
Seperti yang dirasakan Agus, salah satu perajin tahu warga kampung Selahaur, Kecamatan Rangkabitung, Kabupaten Lebak, Banten yang terpaksa mengurangi jumlah produksi tahunya, dan merumahkan ke empat karyawannya.
Hal ini ia lakukan demi mengurangi beban produksi agar tetap bisa bertahan ditengah naiknya harga kacang yang tak terkendali di pasaran.
Sebagai dampaknya, Agus mengatakan dirinya telah merumahkan empat dari delapan karyawannya sejak awal April. Ia berharap kondisi ini tidak berlangsung lama agar bisa mempekerjakan kembali para pekerja yang sebagian besar merupakan warga sekitar.
“Produksinya menurun, dikurangi dulu sekarang mah, hampir setengahnya menurun,”kata Agus, saat ditemui di tempat produksinya, Selasa 22 April 2025.
Agus mengungkapkan, meski harga kedelai saat ini tengah melambung, namun dirinya tidak menaikan penjualan tahunya. “Untuk sementara masih tetap harga normal, belum ada kenaikan,
Ia berharap pemerintah dapat segera turun tangan untuk mengendalikan harga kacang kedelai yang terus naik di pasaran.
“Harapannya supaya stabil lagi lah harga kacang biar para perajin tahu pada bergeliat lagi, biar engga kariawan saya pada bisa kerja lagi,”pungkasnya.
Diketahui harga kedelai impor yang biasa digunakan sebagai bahan baku utama tahu saat ini telah menembus angka Rp12.000 per kilogram, naik signifikan dari harga normal sekitar Rp9.000–Rp10.000. Kenaikan ini membuat usahanya yang berskala kecil kesulitan untuk bertahan.
Editor: Bayu Mulyana