SERANG,RADARBANTEN.CO.ID- Memasuki bulan ke empat di tahun 2025, sudah terjadi 14 kasus kebakaran di Kabupaten Serang. Mayoritas kasus kebakaran terjadi di wilayah pemukiman dan diakibatkan oleh arus pendek listrik.
Berdasarkan data dari unit Damkar pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang per tanggal 21 April 2025, ada sebanyak 14 Kasus Kebakaran di Kabupaten Serang.
Dari jumlah tersebut, 9 kasus terjadi di pemukiman warga, empat kasus terjadi di industri serta satu kasus terjadi di sekolah.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran pada BPBD Kabupaten Serang, Boyatno mengatakan, mayoritas kasus kebakaran yang terjadi di Kabupaten Serang diakibatkan oleh arus pendek listrik.
“Di pemukiman mayoritas karena arus pendek listrik, tapi ada kasus karena kebocoran gas. Lalu untuk di industri karena human eror. Total ada 8 kasus karena korsleting listrik,” katanya kepada Radar Banten saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 22 April 2025.
Ia mengatakan, tingginya kasus karena arus pendek diakibatkan karena masyarakat yang tidak pernah mengecek kondisi kabel listrik yang ada di rumahnya.
“Tentunya masyarakat harus lebih awar untuk melakukan pemeriksaan terhadap kabel-kabel listrik di rumah, terutama kabel utamanya. Lalu ada juga karena colokan listrik yang berlebihan,” ujarnya.
Boy mengatakan, akibat kasus kebakaran di Kabupaten Serang, kerugian akibat kejadian tersbeut diperkirakan mencapai kurang lebih Rp300 juta. “Estimasi kerugian kurang lebih Rp300 jutaan,” ujarnya.
Boy mengaku, dalam upaya penanganan kasus kebakaran di Kabupaten Serang, pihaknya melakukan kolaborasi dengan Damkar dari kabupaten/kota lain juga dengan industri yang memiliki unit Damkar.
“Tanpa adanya kolaborasi, kita kesulitan untuk melakukan penanganan. Karena dari segi sarana dan prasarana yang kita miliki terbatas,” ujarnya.
Ia mengatakan, di Kabupaten Serang sendiri hanya ada sebanyak enam unit mobil pemadam kebakaran yang siap untuk dioperasikan apabila terjadi kebakaran. “Dua unit di Mako Damkar, satu di Petir, satu di Jawilan, satu di Tanara dan satu ada di Anyar,” ujarnya.
Ia mengaku, mayoritas unit yang dimiliki oleh Damkar Kabupaten Serang membutuhkan perawatan. Pasalnya, mayoritas sudah berusia tua. “Butuh perawatan, ini harus dilakukan karena ini senjata kita. Kalau tanpa itu kita tidak bisa melakukan penanganan,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk quic respon 15 menit, armada Damkar harus tersebar luas minimal satu unit di masing-masing kecamatan. “Kalau berbicara ideal setiap desa ada unti Damkar, minimal di setiap kecamatan ada satu,” pungkasnya.
Editor: Bayu Mulyana