LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Memasuki musim kemarau yang diprediksi terjadi pada Mei hingga Juni 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapi kemungkinan krisis air bersih yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah rawan.
Kondisi kemarau panjang disebut menjadi ancaman tahunan, khususnya di kecamatan-kecamatan yang kerap mengalami kekeringan seperti Warunggunung, Sajira, dan Cihara. BPBD meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan mulai melakukan upaya antisipasi sejak dini.
Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama, meminta masyarakat agar mulai membudayakan pola hidup hemat air serta meningkatkan kapasitas penampungan air di rumah tangga.
“Memanfaatkan budaya dan teknologi pemanenan air hujan selama periode transisi untuk menyimpan cadangan air, serta mengoptimalkan sumber air alternatif guna mendukung ketersediaan air selama musim kemarau,” ujar Febby kepada RadarBanten.co.id, Jumat, 9 Mei 2025.
Febby juga mengingatkan pentingnya peran perusahaan pengelola air bersih untuk mendukung ketersediaan air di masyarakat.
“Memastikan manajemen distribusi air yang efektif, khususnya oleh PDAM, agar suplai air bersih tetap terjaga bagi masyarakat,” terangnya.
Ia menambahkan, keterlibatan aktif masyarakat dalam menjaga sumber daya air juga menjadi kunci menghindari krisis yang lebih luas.
“Mendorong peran aktif masyarakat dalam melindungi sumber air alami dengan tidak membuang limbah ke sungai, waduk, atau danau,” pungkasnya.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau diprediksi berlangsung hingga Agustus 2025. Puncak kekeringan akan terjadi di sejumlah wilayah seperti Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Editor: Merwanda