LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi dampak musim kemarau yang parah akan terjadi pada Juni – Agustus Tahun 2025, dengan wilayah – wilayah seperti Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa tenggara dan Maluku mengalami puncak kekeringan Pada Agustus.
Dampak musim kemarau akan berakibat pada kekeringan yang mengancam sektor pertanian di Kabupaten Lebak. Diprediksi kekeringan yang akan terjadi di Lebak pada akhir Juni hingga Agustus yang menyebabkan penurunan drastis pada ketersediaan air irigasi dan mengancam produktivitas lahan pertanian, khususnya tanaman padi dan hortikultura.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak menyampaikan, bahwa durasi musim kemarau diprediksi akan mengalami durasi yang lebih pendek dibandingkan normalnya.
“Namun, di sebagian kecil wilayah utara Jawa Barat, yang merupakan sentra produksi padi, musim kemarau diprediksi berlangsung lebih lama. Kondisi serupa juga diprediksi terjadi di Sumatera bagian tengah dan utara, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat, serta sebagian kecil wilayah Sulawesi,” terang Febby kepada RADARBANTEN.CO.ID, Rabu 14 Mei 2025.
Disebutkan Febby, bahwa kekeringan di Kabupaten Lebak diprediksi terjadi pada bulan juni 2025 dengan cakupam wilayah Lebak, Pandeglang bagian utara dan Serang bagian Barat.
“Oleh karena itu untuk masyarakat untuk segera siap siaga untuk menghadapi musim kemarau di tahun 2025 ini,” tuturnya.
Ditambahkannya, para petani harus segera menyiapkan mitigasi terkait dengan dampak yang ditimbulkan oleh kekeringan.
“Menyesuaikan jadwal tanam agar tanaman tidak mengalami fase kritis kekeringan. Memilih varietas tanaman yang membutuhkan lebih sedikit air, lebih tahan kekeringan, serta memiliki siklus tanam lebih pendek,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan para petani harus bisa mengoptimalkan sumber air yang ada. “Mengelola dan mengoptimalkan penggunaan air irigasi, sumur resapan, serta kolam retensi selama musim kemarau,” pungkasnya.
Editor: Bayu Mulyana