SERANG, RADARBANTEN.CO.ID- Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Banten angkat bicara terkait dengan aktivitas Flaring yang dilakukan PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Kota Cilegon beberapa waktu lalu. Yang mana, aktivitas flaring itu membuat banyak warga Cilegon khawatir akan dampaknya kepada mereka.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran pada DLHK Banten Ruli Riatno mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemantauan juga berkoordinasi dengan pihak terkait bahwasannya Flaring kemarin merupakan tahap awal dalam pengoperasian sistem, bukan pembakaran bahan kimia.
Ditahap awal atau commissioning, sistem belum sepenuhnya stabil. Gas-gas sisa, udara terjebak, atau campuran inert perlu dibersihkan dari pipa dan tangki biasanya dengan pembilasan gas. Gas sisa ini tidak boleh dilepas ke atmosfer secara langsung, sehingga dibakar melalui flare untuk aman.
“Flaring juga kadang merupakan bagian dari upaya menjaga keselamatan produksi,” katanya, Jum’at 23 Mei 2025.
Saat start-up, aliran gas bisa fluktuatif atau mengandung campuran yang mudah meledak. Flaring menjaga tekanan sistem tetap aman sambil menghindari potensi ledakan.
Menurutnya, gas seperti metana, H₂S, atau VOC sangat berbahaya jika langsung dibuang. Dengan flaring, gas ini diubah menjadi CO₂ dan uap air relatif lebih aman. “Yang penting terkendali dikordinasikan dan terpantau,” ucapnya.
Dalam prosesnya, PT LCI wajib untuk memantau kegiatan tersebut dan melaporkan hasilnya sesuai dengan apa yang sudah dituangkan dalam dokumen lingkungan. “Kita lihat laporan hasil pemantauannya dari pengukuran udara ambient dan juga hal hal lain yang nantinya akan dilaporkan,” tuturnya.
Meskipun demikian, pihaknya secara terbuka menerima jika ada warga disekitaran kota Cilegon jika mengalami dampak negatif pada proses flaring itu.
Editor: Bayu Mulyana